REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tank-tank Israel mulai memposisikan diri di pagar perbatasan Gaza seiring dengan peningkatan kekuatan militer dan pengeboman yang tak kunjung berhenti, seperti dikutip dari Aljazirah, Ahad (15/10/2023)
Puluhan ribu warga Palestina telah mengungsi setelah Israel memerintahkan 1,1 juta penduduk Gaza utara untuk berpindah ke wilayah selatan. Namun, dalam perjalanan ke selatan, Israel tetap membombardir warga Palestina.
Selain front Gaza, militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang target-target di Lebanon setelah sebuah serangan rudal dari pejuang Hizbullah menewaskan satu orang di wilayahnya. Serangan ini terjadi ketika Iran memperingatkan Israel untuk menghentikan "kejahatan perangnya" terhadap Gaza.
Sementara itu, bantuan dari AS berupa kapal induk, USS Dwight D Eisenhower Carrier Strike Group ikut membantu front baru peperangan Israel. Kapal induk USS Dwight D Eisenhower akan bergabung dengan kapal induk USS Gerald R Ford, yang sebelumnya telah tiba di Mediterania, untuk menunjukkan dukungan bagi Israel.
Perang Palestina-Israel berlangsung sejak Sabtu (7/10/2023) lalu ketika Hamas mulai melakukan Operasi Badai Al Aqsa, yakni serangan mendadak dari segala penjuru, termasuk serentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel lewat jalur darat, laut, dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut sebagai balasan atas penyerbuan terhadap Masjidilaksa di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki, dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza. Aksi balasan tersebut meluas hingga memutus pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza sehingga memperparah kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007.