Senin 16 Oct 2023 12:56 WIB

Kebutuhan Donor Darah di Gaza Sangat Mendesak

Kementerian Kesehatan Palestina meminta publik untuk segera mendonorkan darah

Warga Palestina berusaha untuk melakukan evakuasi ke tempat aman menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah,  Ahad (15/10/2023).
Foto: AP Photo/Abed Khaled
Warga Palestina berusaha untuk melakukan evakuasi ke tempat aman menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, Ahad (15/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - UNRWA (Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat) pada Ahad (15/10) malam menyebut, sedikitnya satu juta orang di Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam waktu sepekan saja.

"Sedikitnya dalam sepekan saja, satu juta orang terpaksa mengungsi. Warga terus berbondong-bondong ke wilayah selatan," kata UNRWA, menambahkan bahwa "tidak ada tempat aman di Gaza".

Baca Juga

Setidaknya 2.670 warga Palestina tewas dan lebih dari 9.600 orang lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap kantong wilayah tersebut sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Lewat pernyataan pejabat Kemenkes Palestina pada Ahad (15/10/2023) kebutuhan donor darah di Jalur Gaza "sangat mendesak".

"Kementerian Kesehatan meminta publik untuk segera mendonorkan darah mereka ke Rumah Sakit Shifa, seluruh rumah sakit di Jalur Gaza, dan cabang-cabang Asosiasi Bank Darah," demikian pernyataan tersebut.

Pernyataan itu dikeluarkan di tengah pengeboman Israel di Gaza, di mana rumah sakit-rumah sakit berjuang menyelamatkan para korban luka, sementara pasokan air dan listrik diputus.

Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi 2,2 juta orang diblokade sejak 2006.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement