REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Setengah dari kamar hotel Israel digunakan untuk menampung keluarga yang dievakuasi dari komunitas dekat Jalur Gaza. Asosiasi Hotel Israel mengatakan, hotel menyediakan kamar untuk para pengungsi Israel secara gratis.
"Israel memiliki 56.000 kamar hotel dan 28.000 kamar disediakan untuk para pengungsi dan negara yang menanggung biayanya," kata Ketua Eksekutif Asosiasi Hotel Israel, Yael Danieli.
Danieli mengatakan kepada panel parlemen yang memperdebatkan kompensasi bagi penduduk yang terkena dampak perang bahwa, diperkirakan akan ada tambahan 27.000 orang dari kota-kota perbatasan dekat Lebanon. Perbatasan Israel-Lebanon mengalami peningkatan permusuhan seiring berkecamuknya perang Palestina-Israel.
"Warga negara ini membutuhkan makanan dan dukungan kesejahteraan lainnya dari negara," ujar Danieli.
Pariwisata asing telah berkurang sejak 7 Oktober karena banyak negara mengoperasikan penerbangan untuk memulangkan warganya. Sementara sebagian besar maskapai penerbangan komersial menghentikan penerbangan ke Tel Aviv.
Jaringan Hotel Dan mengatakan, hotel-hotelnya di Yerusalem, Tel Aviv, dan Herzliya digunakan untuk para pengungsi. Sementara jaringan hotel Isrotel mengatakan, hotel-hotelnya di resor Laut Merah di Eilat menampung keluarga-keluarga yang mengungsi.
Direktur Anggaran Israel, Yogev Gardos mengatakan, respons awal negaranya adalah membiayai kebutuhan militer dan kini akan beralih ke perekonomian secara keseluruhan. “Dalam beberapa hari kami akan memberikan hibah dalam jumlah besar kepada seluruh perekonomian, dengan garis besar tidak akan memberikan kompensasi penuh atas 100 persen kerusakan ekonomi karena negara tidak dapat menanggungnya,” kata Gardos kepada komite.
Sementara itu, penduduk Gaza kesulitan mencari tempat yang aman dan layak untuk mengungsi. Ribuan pengungsi Gaza mengungsi di sekolah-sekolah yang dibangun PBB, karena dinilai merupakan tempat yang paling aman saat ini. Namun, mereka juga tetap harus waspada dengan bombardir Israel di setiap sudut Gaza.