REPUBLIKA.CO.ID, NAZARETH -- Pasukan Israel menangkap penyanyi Palestina, Dalal Abu Amneh setelah dia mengunggah dukungan untuk Gaza di media sosialnya. Penyanyi yang memiliki lebih dari 300.000 pengikut di Instagram itu, ditangkap pada Senin (16/10/2023) malam di rumahnya di Nazareth.
Dilaporkan Middle East Eye, Selasa (17/10/2023), pengacara Abu Amneh mengatakan kepada situs Arab 48, polisi Israel telah menginterogasinya namun belum ada keputusan resmi yang diambil untuk memperpanjang penahanannya.
Dua unggahan media sosial terakhir di akun Instagram Amneh mencakup tautan ke badan amal yang bekerja di Gaza dan unggahan yang mengatakan “Tuhan, berilah aku keringanan dan belas kasihan” dan “Tidak ada pemenang kecuali Tuhan". Dalam unggahan terakhirnya, Abu Amneh mengunggah sebuah ayat Alquran.
Menurut media lokal, sebelumnya Abu Amneh telah mengajukan pengaduan atas pelecehan yang dilakukan oleh kelompok pemukim Israel. Penangkapan terhadap Abu Amneh terjadi ketika pasukan keamanan Israel mengintensifkan kampanye keamanan mereka terhadap warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan Tepi Barat dan sebagian wilayah Israel, setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke Israel selatan.
Abu Amneh merupakan ibu dua anak. Dia adalah penyanyi kelahiran Nazareth dan seorang ahli saraf terlatih. Dia dikenal dengan lagu-lagu patriotiknya tentang Palestina, termasuk Ehne Flestinia.
Puluhan warga Palestina di Israel telah ditangkap atau sedang diselidiki karena unggahan dan aktivisme mereka yang mendukung penduduk Gaza di media sosial. Kelompok advokasi hak-hak Arab di Israel, Adalah mengatakan, mereka menerima laporan penangkapan ilegal yang kerap dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina pada tengah malam.
“Kami menerima laporan penangkapan yang tidak sah, sering kali dilakukan dengan kekerasan brutal di tengah malam, dan tanpa pembenaran hukum yang tepat, dan Pada sebagian besar kasus, hanya berdasarkan postingan media sosial, beberapa hanya untuk mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, atau bahkan untuk berbagi ayat-ayat Alquran," ujar pernyataan Adalah.
Selain itu, kelompok ekstremis Yahudi juga menargetkan warga Palestina dengan ancaman. Middle East Eye sebelumnya melaporkan penangguhan mahasiswa Palestina di universitas-universitas Israel. Mereka menghadapi penyelidikan karena mengungkapkan sentimen yang bertentangan dengan pemerintah dan militer Israel.
“Penangkapan ini, serta langkah-langkah yang diambil oleh universitas-universitas dan perguruan tinggi Israel untuk menangguhkan, mengeluarkan, atau memulai proses disipliner terhadap mahasiswa Palestina karena postingan di media sosial, dan di tempat kerja untuk membenarkan penangguhan atau pemutusan hubungan kerja, semuanya merupakan bagian dari tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi," kata pernyataan Adalah.