REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Perdana Menteri Skotlandia, Humza Yousaf, siap menerima pengungsi dari Gaza dan merawat mereka yang terluka di rumah sakit Skotlandia. Langkah ini bisa dilakukan jika Pemerintah Inggris menyetujui skema pemukiman kembali warga sipil yang melarikan diri dari genosida Israel di Gaza.
“Di masa lalu, orang-orang di Skotlandia dan di seluruh Inggris telah membuka hati dan rumah kami untuk menyambut orang-orang dari Suriah, Ukraina, dan banyak negara lainnya. Konferensi, kita harus melakukannya lagi," ujar Yousaf, dilaporkan Middle East Monitor, Rabu (18/10/2023).
“Saat ini ada satu juta orang yang mengungsi di Gaza. Oleh karena itu, saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk berkomitmen terhadap program pengungsi sedunia bagi masyarakat Gaza," kata Yousaf menambahkan.
Saat ini mertua Yousaf masih terjebak di Gaza. Yousaf meminta Pemerintah Inggris membuat skema pemukiman kembali pengungsi, bagi mereka yang berada di Gaza dan mendukung evakuasi medis bagi banyak orang yang terluka di akibat serangan udara Israel.
Satu jam sebelum pidato penutupan Yousaf dalam sebuah konferensi untuk partainya, Partai Nasionalis Skotlandia (SNP) di Aberdeen, istrinya yang berasal dari Palestina, Nadia El-Nakla, dan anggota dewan SNP untuk Dewan Kota Dundee, mengungkapkan bahwa anggota keluarganya di Gaza terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel. Nadia mengatakan, ibunya menelepon untuk mengabarkan berita yang membuatnya sangat terguncang dan sangat sedih. Nadia mengatakan, salah satu sepupunya yang berusia dua tahun, terkena pecahan peluru.
Banyak orang di Palestina dan negara-negara tetangga telah menyatakan skeptisisme dan penolakan keras mereka terhadap gagasan Israel yang memerintahkan warga Gaza untuk mengungsi. Mereka khawatir Israel menolak mengizinkan para pengungsi Gaza kembali ke tanah air mereka. Mereka tidak mau peristiwa Nakba 1948 kembali terulang. Dalam peristiwa itu, Israel telah mengusir warga Palestina dari tanah air mereka sendiri.