REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus memberlakukan embargo minyak dan menerapkan sanksi lainnya terhadap Israel. Menurutnya, langkah itu layak diambil setelah Israel menyerang Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza.
“Menteri luar negeri (Amirabdollahian) menyerukan embargo segera dan menyeluruh terhadap Israel oleh negara-negara Islam, termasuk sanksi minyak, selain mengusir duta besar Israel jika hubungan dengan rezim Zionis sudah terjalin,” kata Kementerian Luar Negeri Iran, Rabu (18/10/2023), dikutip laman Aljazirah.
Amirabdollahian juga menyerukan pembentukan tim pengacara Islam untuk mendokumentasikan potensi kejahatan perang yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Seruan Iran untuk memberlakukan embargo minyak dan mengusir para duta besar Israel muncul saat OKI pertemuan luar biasa tingkat menteri luar negeri di Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas memburuknya situasi di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi turut berpartisipasi dalam pertemuan luar biasa OKI tersebut. Dalam pertemuan itu, Retno menyampaikan kecaman keras Indonesia atas serangan Israel yang menargetkan fasilitas sipil, termasuk rumah sakit.
Retno mengungkapkan, sebelum Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menlu OKI digelar, Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang berada Gaza dihantam serangan udara. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan itu membunuh sedikitnya 471 orang dan melukai 342 lainnya.
“Indonesia telah sampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap fasilitas sipil, termasuk rumah sakit. Kecaman tersebut juga saya sampaikan dalam Pertemuan Menlu OKI,” kata Menlu Retno, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Retno pun menyoroti langkah Israel memerintahkan pengosongan 22 rumah sakit di Jalur Gaza. “Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional, dan harus diabaikan,” ujarnya.
Menurut Retno, Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menlu OKI untuk membahas situasi di Jalur Gaza penting digelar. “Pertemuan OKI di Jeddah ini sangat penting artinya untuk memperkokoh kesatuan posisi OKI dalam meng-address situasi di Gaza yang semakin memprihatinkan,” ucapnya.
Sejak pertempuran antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya 3.478 warga Palestina di Jalur Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel. Sementara warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 1.400 orang.