Jumat 20 Oct 2023 07:56 WIB

Menhan Israel: Pertempuran Darat akan Tajam dan Mematikan

Pertempuran akan sangat luas dan sulit, Israel akan bertindak tepat, tajam, mematikan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pasukan negaranya yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023).
Foto: AP
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pasukan negaranya yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengisyaratkan akan meluncurkan operasi pertempuran darat ke Gaza. Ia pun memperingatkan pertarungan di daratan akan sangat sengit.

“Pertempuran ini akan sangat luas, sulit, dan kita akan bertindak tepat, tajam, dan mematikan. Namun, akan ada harga untuk itu, dan kita juga memiliki harga yang harus dibayar. Tapi kita akan terus melanjutkannya sampai kita menyelesaikan operasi ini sepenuhnya,” ucapnya.

Baca Juga

Secara terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menemui pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza. Dia menyemangati para tentaranya.

“Kita akan menang dengan kekuatan penuh,” ujar Netanyahu.

Pertempuran terbaru antara Israel dan kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Eskalasi dimulai ketika ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel. Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.

Anggota Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera. Jumlah warga Israel yang disandera dilaporkan antara 100 hingga 150 orang. Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim.

Merespons operasi serangan Hamas, Israel meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Namun bangunan-bangunan penduduk turut terimbas serangan udara Israel. Pada Selasa (17/10/2023) malam lalu, Israel diyakini mendalangi serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Mereka membantah melakukan serangan tersebut dan justru menuding kelompok Jihad Islam sebagai pelakunya.

Sejak pertempuran pecah, jumlah warga Palestina yang terbunuh akibat serangan Israel setidaknya 3.785 orang. Lebih dari 1.500 korban meninggal di Gaza tercatat adalah anak-anak. Sementara korban luka mencapai lebih dari 12.500 orang. Agresi Israel selama hampir dua pekan terakhir juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

Sementara itu, jumlah warga Israel yang tewas akibat operasi dan serangan Hamas mencapai setidaknya 1.400 orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement