Jumat 20 Oct 2023 13:44 WIB

Sunak akan Kunjungi Mesir untuk Bahas Konflik Israel-Palestina

Sebelum ke Mesir, Sunak mengunjungi Israel dan Arab Saudi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dilaporkan akan berkunjung ke Mesir pada Jumat (20/10/2023). Kunjungan ke Timur Tengah ini bagian dari upayanya untuk menekankan pesan tidak perlu ada eskalasi tambahan di kawasan setelah Hamas menyerang Israel.

Pada Kamis (19/10/2023) kemarin, Sunak merupakan pemimpin negara Barat terbaru yang menunjukkan dukungan ke Israel. Ia mencoba menegosiasikan cara untuk mengamankan pembebasan sandera yang ditawan Hamas dan memudahkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada orang-orang di Gaza.

Baca Juga

Ia kemudian bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Dalam pertemuan itu, dia mendorong Arab Saudi sebagai pemimpin di kawasan untuk mendukung stabilitas.

Di pertemuan tersebut Sunak juga menekankan kekhawatiran pada serangan Hamas dan respon Israel dapat memicu gejolak di kawasan. Kantor perdana menteri Inggris mengatakan, dalam pertemuan di Mesir, Sunak akan menekankan "pentingnya menghindari eskalasi di kawasan dan mencegah jatuhnya korban sipil yang tidak perlu."

Sebelumnya dilaporkan Lembaga Palestina di Indonesia Yayasan Persahabatan Dan Studi Peradaban (YPSP) mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat, Britania Raya, Prancis, dan Jerman yang telah mendukung pendudukan Israel ke Gaza merupakan sekutu dalam kejahatan Zionis. YPSP mengatakan sama sekali tidak ada perbedaan di antara mereka.

"Kami mendesak negara-negara ini untuk berhenti menutup mata dan telinga mereka dari kejahatan ini dan berhenti mendukung pendudukan ini," kata lembaga itu dalam pernyataanya.

YPSP menegaskan rakyat Palestina dengan semua kelompok dan faksi yang ada, bersatu di belakang perlawanan. Berjuang melawan pendudukan untuk mempertahankan tanah dan rakyat Palestina. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement