Jumat 20 Oct 2023 16:28 WIB

Simpati kepada Warga Gaza, Perusahaan India Setop Jual Seragam ke Polisi Israel

Perusahaan India ini telah memasok seragam ke Kepolisian Israel sejak 2015.

Polisi Israel sedang patroli di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. ilustrasi
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel sedang patroli di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Perusahaan garmen India, Maryan Apparel, mengakhiri kontrak sebagai pemasok seragam bagi Kepolisian Israel. Kepada AFP pada hari Jumat (20/10/2023), pihak Maryan Apparel mengatakan keputusan tersebut diambil sehubungan dengan perang yang terjadi di Jalur Gaza saat ini.

Maryan Apparel yang beroperasi di negara bagian Kerala di bagian selatan India mengatakan selama ini pihaknya memasok sekitar 100.000 seragam ke kepolisian Israel setiap tahun sejak 2015. “Ini adalah keputusan moral,” kata direktur pelaksana perusahaan tersebut, Thomas Olickal kepada AFP.

Baca Juga

Olickal mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa serangan terhadap sebuah rumah sakit dan hilangnya ribuan nyawa tak berdosa dalam konflik tersebut telah mendorong keputusan tersebut. Israel dan Palestina saling menyalahkan atas serangan mematikan pada hari Selasa di rumah sakit Al-Ahli Baptist di Kota Gaza.

Para pemimpin dunia mengutuk serangan tersebut dan protes pun meletus di seluruh negara Muslim dengan ketidaksepakatan mengenai jumlah korban jiwa dan siapa yang bertanggung jawab. Kelompok Hamas menuduh Israel menyerang rumah sakit tersebut selama kampanye pemboman besar-besaran, dan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 471 orang, meskipun jumlah tersebut masih diperdebatkan.

Sementara militer Israel menyalahkan kelompok lain, Jihad Islam, yang menyalahkan serangan roket yang salah sasaran – sebuah versi yang didukung oleh Amerika Serikat, yang komunitas intelijennya memperkirakan antara 100 dan 300 orang tewas.

Olickal mengatakan kepada AFP bahwa perusahaannya akan memenuhi komitmennya terhadap Israel, yang akan berakhir pada bulan Desember, namun tidak akan menerima pesanan baru. “Kami baik-baik saja melanjutkan bisnis dengan mereka setelah perdamaian pulih,” tambah Olickal, yang mempekerjakan sekitar 1.500 orang di perusahaannya.

Selain mengekspor ke Israel, perusahaan ini juga memasok seragam kepada Angkatan Darat Filipina dan pejabat pemerintah di Arab Saudi.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement