REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan terima kasih kepada Qatar dan Israel atas kemitraan mereka dalam menjamin pembebasan dua warga AS yang sebelumnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Biden berjanji semua orang yang saat ini berada dalam tawanan Hamas akan dibebaskan.
“Hari ini, kami telah mengamankan pembebasan dua warga Amerika yang disandera oleh Hamas selama serangan teroris yang mengerikan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. Warga negara kita telah mengalami cobaan berat selama 14 hari terakhir ini, dan saya sangat gembira bahwa mereka akan segera bertemu kembali dengan keluarga mereka, yang didera ketakutan,” kata Biden, Jumat (20/10/2023), dikutip Anadolu Agency.
Dia mengungkapkan, sejak awal serangan, AS telah bekerja tanpa henti guna membebaskan warganya yang disandera Hamas. “Kami tidak menghentikan upaya kami untuk membebaskan mereka yang masih ditahan. Saya berterima kasih kepada pemerintah Qatar dan pemerintah Israel atas kemitraan mereka dalam pekerjaan ini,” ujar Biden.
Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat pagi, salah satu hal yang dibahas Biden adalah tentang upaya pembebasan orang-orang yang disandera Hamas, termasuk di dalamnya warga AS. Biden dan Netanyahu juga membahas upaya untuk memulai pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Pada Jumat lalu Hamas mengumumkan telah membebaskan dua warga AS yang mereka sandera ketika melancarkan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Hamas menyebut, pembebasan itu dilakukan dengan alasan kemanusiaan sebagai respons atas upaya mediasi yang dijalankan Qatar.
“Sebagai respons terhadap upaya Qatar, Brigade (Ezzedine) Al-Qassam membebaskan dua warga negara Amerika karena alasan kemanusiaan, serta untuk membuktikan kepada rakyat Amerika dan dunia bahwa klaim yang dibuat Biden dan pemerintahan fasisnya adalah salah serta tidak berdasar,” kata Hamas dalam pernyataan yang diunggah di saluran Telegram-nya, dikutip laman Daily Sabah.
Brigade Al-Qassam adalah sayap militer Hamas. Dua warga AS yang dibebaskan adalah seorang ibu dan putrinya. Namun Hamas tak menjelaskan kapan dan bagaimana proses pembebasan dilakukan.
Pada Jumat lalu, militer Israel mengatakan bahwa sebagian besar warganya yang ditawan Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza masih hidup. “Mayoritas sandera masih hidup. Ada juga jenazah yang dibawa ke Jalur Gaza,” katanya.
Menurut militer Israel, lebih dari 20 orang yang disandera Hamas adalah anak-anak. Sementara antara 10 dan 20 orang lainnya berusia di atas 60 tahun. Militer Israel mengungkapkan, terdapat antara 100 hingga 200 orang yang dilaporkan hilang sejak operasi serangan dan infiltrasi Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Belum diketahui secara pasti ada berapa banyak warga Israel yang disandera oleh Hamas. Namun Hamas telah menyampaikan bahwa terdapat 13 sandera yang sudah tewas akibat agresi Israel ke Jalur Gaza.