REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengungkapkan, jumlah korban meninggal akibat agresi Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai 4.651 jiwa. Sekitar 1.756 di antaranya adalah anak-anak.
“Jumlah korban terbunuh hari ini (Ahad, 22 Oktober 2023) dalam serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung mencapai 379 orang, meningkatkan total korban tewas sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober menjadi 4.651 orang,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Menurut WAFA, jumlah anak yang gugur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza dan operasi Israel di Tepi Barat telah mencapai 1.903 orang. “Sedangkan jumlah perempuan yang terbunuh mencapai 1.024 orang, dan jumlah lansia yang terbunuh mencapai 187 orang,” katanya.
Tak hanya warga Palestina, puluhan pekerja PBB di Jalur Gaza juga turut terbunuh akibat serangan Isael. “Kami terhenyak dan berduka. “Sudah terkonfirmasi bahwa 29 mitra kami di Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober,” kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) lewat akun X resminya, Ahad lalu.
Menurut UNRWA, dari 29 mitranya yang terbunuh, separuh di antaranya merupakan guru untuk anak-anak pengungsi Palestina. “Sebagai sebuah badan, kami terguncang. Kami berduka satu sama lain dan dengan keluarga,” ungkapnya.
Setelah diblokade total selama dua pekan sejak 7 Oktober 2023, saat ini bantuan kemanusiaan mulai dialirkan ke Jalur Gaza. Konvoi bantuan pertama yang terdiri dari 20 truk memasuki Gaza pada Sabtu (21/10/2023) lalu. Rombongan truk tersebut membawa bantuan makanan, air, dan medis.
Pada Ahad lalu, konvoi bantuan kemanusiaan kedua yang terdiri dari 17 truk juga telah memasuki Gaza. Menurut PBB, agresi Israel yang belangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Palestina di Gaza terlantar dan mengungsi. Sebelum perang terbaru dimulai, lebih dari separuh populasi Gaza yang berjumlah 2,2 juta orang sudah bergantung pada bantuan PBB.