REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (22/10/2023) mengancam kelompok Lebanon, Hizbullah, untuk tidak ikut campur dalam perang yang sedang dilancarkan Israel terhadap kelompok Palestina, Hamas.
Netanyahu memperingatkan Hizbullah agar "tidak membuat kesalahan dalam hidupnya" dengan ikut berperang dengan Israel. Israel sedang menjalankan dua perang "untuk menghentikan ancaman di utara dan untuk menumpas Hamas dari muka bumi ini di selatan," katanya.
Menurut kantornya, pernyataan itu dikeluarkan Netanyahu di hadapan para tentara ketika ia melakukan lawatan ke sebuah pangkalan angkatan darat Israel. Sambil menyatakan bahwa perang itu dilancarkan untuk mempertahankan keberadaan Israel, ia mengatakan pemerintahnya tidak mengetahui apakah Hizbullah berniat memasuki medan perang.
While visiting Israeli soldiers near the Lebanon border, Prime Minister Benjamin Netanyahu warned Hezbollah of entering the war, vowing to respond with ‘devastating’ force.
The militant group has exchanged fire with Israel over the last few days, with 27 people killed in Lebanon pic.twitter.com/a0KlTqnxq1
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) October 22, 2023
Ia mengatakan bahwa, jika Hizbullah berperang dengan Israel, kelompok itu berarti "menginginkan" konflik Juli 2006 antara Lebanon dan Israel terjadi lagi. Hizbullah "akan membuat kesalahan dalam hidupnya," katanya, menegaskan.
Israel akan menghantam Hizbullah dengan "kekuatan yang tidak terbayangkan" ujar Netanyahu. Ia memperingatkan bahwa Lebanon akan "binasa" dan bahwa Israel siap dengan skenario apa pun.
Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah meningkat di tengah adu tembakan yang dilancarkan pasukan Israel maupun Hizbullah. Peningkatan itu sendiri terjadi di tengah gempuran dari udara yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel.
Sementara itu, pertempuran di perbatasan antara Israel dan Hizbullah sejauh ini merupakan yang paling banyak merenggut nyawa selama perang skala penuh pada 2006.
Pada perang 2006 itu, Hizbullah menghantam kota-kota besar Israel dengan tembakan roket hingga menyebabkan kerusakan parah.
Lebih dari 1.000 warga Lebanon tewas selama perang tersebut dan sebagian besar wilayah di Lebanon selatan, yang merupakan benteng Hizbullah, juga rusak parah akibat serangan-serangan Israel.