Senin 23 Oct 2023 18:47 WIB

Mantan Pejabat Israel: Serangan Harusnya Sebatas Perangi Hamas, Bukan Ajang Balas Dendam

Seharusnya Israel hanya menyasar Hamas, bukan balas dendam dan korbankan warga sipil

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Mantan Menteri Kehakiman Israel, Yossi Beilin mengatakan serangan Israel seharusnya hanya menyasar kepada kelompok Hamas, dan tidak melakukan aksi
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Mantan Menteri Kehakiman Israel, Yossi Beilin mengatakan serangan Israel seharusnya hanya menyasar kepada kelompok Hamas, dan tidak melakukan aksi "balas dendam" dengan mengorbankan warga sipil.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan Menteri Kehakiman Israel, Yossi Beilin mengatakan serangan Israel seharusnya hanya menyasar kepada kelompok Hamas, dan tidak melakukan aksi "balas dendam" dengan mengorbankan warga sipil.

Pernyataannya tersebut ia sampaikan, ketika pasukan Israel bersiap-siap untuk melakukan invasi darat besar-besaran ke Jalur Gaza. "Balas dendam seharusnya tidak pernah menjadi target serangan (Israel)," katanya kepada Aljazirah, Senin (23/10/2023).

Baca Juga

"Saya dapat memahami bahwa orang-orang ingin membalas dendam, tetapi pemerintah tidak perlu membalas dendam," kata Beilin.

"Ada tujuan dari serangan yang akan datang dan ini adalah untuk menyasar kepemimpinan Hamas di Gaza. Jika tidak ada kepemimpinan Hamas di Gaza dan struktur Arab lainnya, baik itu Otoritas Palestina maupun Liga Arab, maka kita harus mengakhiri kekerasan," katanya.

Ia juga menampik bila disebut pihak yang ingin adanya gencatan senjata segera. Walau menurut dia, tidak masalah untuk melakukan gencatan senjata, demi bantuan kemanusiaan selama beberapa jam bagi warga sipil, untuk memungkinkan air dan makanan, kebutuhan medis bagi warga Palestina di Gaza.

"Tapi saya juga yakin, kita harus menyingkirkan kepemimpinan Hamas," ujarnya. Namun bukan balas dendam, katanya menambahkan.

Sementara itu, PM Palestina Muhammad Shtayyeh mengatakan bahwa upaya untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan oleh warga Palestina tidak akan pernah terlepas dari tindakan brutal Israel.

Shtayyeh mengatakan dalam pidatonya di depan sidang kabinet di Ramallah bahwa momok kematian mengancam ribuan anak-anak dan pasien di rumah sakit di Gaza seiring dengan habisnya bahan bakar, di tengah-tengah kelangkaan listrik, air, obat-obatan dan makanan.

Sementara itu, bantuan gelombang ketiga telah berhasil memasuki Gaza. Bantuan dari Bulan Sabit Merah Mesir akhirnya berhasil melewati pintu perbatasan Rafah, dan mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap ketiga.

"Bulan Sabit Merah Mesir telah mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza untuk diserahkan kepada Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina sebagai tahap ketiga," tulis keterangan resmi Bulan Sabit Merah Mesir di Instagram, seraya menambahkan, "Bantuan tersebut disiapkan dengan kebutuhan medis dan bantuan dasar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement