REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kepala kantor diaspora Hamas, Khaled Meshaal mengatakan, Amerika Serikat adalah pihak yang memimpin serangan terhadap Hamas di Jalur Gaza. Israel menyerang Gaza atas aba-aba Amerika Serikat yang bertujuan untuk menghancurkan dan membongkar gerakan perlawanan Palestina tersebut.
Dalam pesannya, Meshaal mengatakan, Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke Israel selatan sebagai tanggapan atas penodaan dan pembagian Masjid Al-Aqsa yang dilakukan Israel. Termasuk keputusan Israel mengizinkan pemukim ekstremis untuk melakukan ritual Yahudi di masjid tersebut dan bahaya pembongkaran masjid untuk pembangunan kuil.
“Para pemimpin perlawanan sadar akan konsekuensinya, dan perlawanan mengambil langkah besar menuju pembebasan dan memulihkan kesucian,” ujar Meshaal, dilaporkan Middle East Monitor, Senin (23/10/2023).
Meshaal menjelaskan, kebijakan balas dendam Israel, termasuk menghancurkan sekolah, masjid, rumah sakit, dan menghancurkan rumah-rumah warga sipil di Gaza, hanya bisa dilakukan setelah mendapat lampu hijau dari Amerika dan negara-negara Barat untuk menghancurkan Gaza sepenuhnya.
Meshaal menyebut tindakan Israel yang didukung Barat itu sebagai genosida terhadap warga Palestina di Gaza. “Ini adalah kebijakan bumi hangus dan pemusnahan massal yang terkenal, dan rencananya adalah menghancurkan kelompok perlawanan, Hamas, dan Gaza dengan dukungan internasional,” kata Meshaal.
“Jika mereka berhasil, mereka akan memaksakan hegemoni absolut mereka di kawasan ini,” ujar Meshaal memperingatkan.
Meshaal menyerukan kepada dunia internasional untuk mendukung perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel, memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta senjata untuk perlawanan dan bergabung dalam protes di seluruh dunia dalam solidaritas dengan Gaza, Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem. Dukungan ini sangat penting untuk menghadapi kampanye disinformasi Israel di media dan memimpin gerakan politik untuk mendukung Gaza dan Palestina.
Lebih dari 4.700 warga Palestina, yang sebagian adalah anak-anak dan perempuan telah gugur dalam pengeboman yang terus dilakukan Israel di Jalur Gaza. Jumlah korban yang gugur diperkirakan terus meningkat dari waktu ke waktu.