Selasa 24 Oct 2023 16:41 WIB

Israel Gunakan Bom Mortir 'Steel Sting' untuk Pertama Kalinya di Gaza, Apa Itu?

Iron Sting dirancang untuk menyerang target secara tepat.

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Ahad (22/10/2023), bahwa mereka telah menggunakan bom mortir
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Ahad (22/10/2023), bahwa mereka telah menggunakan bom mortir

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM -- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Ahad (22/10/2023), bahwa mereka telah menggunakan bom mortir "Steel Sting" untuk operasional pertama kalinya dalam pertempuran yang sedang berlangsung dengan Hamas.

Israel untuk pertama kalinya menggunakan sistem yang juga disebut "Iron Sting" ini, dengan cara menjatuhkan peluncur roket menggunakan mortir. 

Baca Juga

"Unit Magellan, bekerja sama dengan Angkatan Udara Israel, menggagalkan serangan puluhan pejuang Hamas dengan menggunakan berbagai senjata, termasuk bom mortir yang inovatif dan akurat, yang disebut "Steel Sting'" atau "Sengat Besi"," demikian keterangan video dari IDF. 

Apa itu 'Steel Sting' atau 'Sengat Besi' ? Ini adalah bom mortir (PGM) dengan pemandu ganda yang memungkinkan serangan tepat pada target, di area yang disasar sambil meningkatkan tingkat kematian serangan, dan mengurangi risiko mengenai orang yang bukan target sasaran, kata pernyataan IDF.

Iron Sting dirancang untuk menyerang target secara tepat, baik di medan terbuka maupun di lingkungan perkotaan, sekaligus mengurangi kemungkinan kerusakan tambahan dan mencegah cedera pada non-kombatan. Penggunaan operasionalnya akan merevolusi peperangan darat dan melengkapi batalion dengan daya tembak yang organik, akurat, dan efektif.

Lebih dari 10 bom pertama dan fatal ditembakkan di wilayah sekitar Gaza dan di sektor utara, dalam pernyataan tambahan dari IDF. Tentara Israel menggunakan bom tersebut untuk menyerang Hamas. 

Sebuah video yang diklaim menunjukkan bom 'Steel Sting' yang sedang digunakan, telah dirilis oleh IDF. "Kami menggunakannya untuk pertama kalinya pada awal perang," kata seorang kapten di unit komando Magellan, menurut pernyataan IDF. 

"Bom ini memungkinkan kami untuk menetralisir ancaman dengan ketepatan yang lebih tinggi daripada jenis bom lainnya. Kami tidak menembak selain berharap bisa mengenai sasaran - kami tahu bahwa kami telah menghilangkan ancaman," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement