Rabu 25 Oct 2023 09:17 WIB

Rusia Minta Hamas Bebaskan Seluruh Sandera

Moskow sedang berupaya untuk membebaskan warga Rusia yang ditawan Hamas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Pemerintah Rusia telah meminta Hamas segera membebaskan seluruh orang yang mereka sandera pasca melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Foto: AP Photo
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Pemerintah Rusia telah meminta Hamas segera membebaskan seluruh orang yang mereka sandera pasca melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia telah meminta Hamas segera membebaskan seluruh orang yang mereka sandera pasca melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 220 orang, di dalamnya termasuk warga Rusia.

“Semua sandera harus segera segera dibebaskan, ini sikap tegas kami. Kami, tentu saja, menyerukan Hamas untuk memastikan bahwa semua sandera dibebaskan,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers di Moskow, Selasa (24/10/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Dia menambahkan, Moskow sedang melakukan kontak dengan berbagai pihak untuk membebaskan warga Rusia yang ditawan Hamas. “Memang kami belum berhasil, tapi kami akan terus melanjutkan upaya ini,” ujar Peskov.

Peskov mengatakan, Rusia belum memiliki informasi pasti tentang bagaimana dan kapan warga Rusia tersebut akan dibebaskan. “Kami bersimpati dengan seluruh anggota keluarga dan teman para sandera ini serta berharap dengan sepenuh hati mereka kembali dengan selamat. Tentu saja, yang pertama dan terpenting adalah kami khawatir terhadap sesama warga negara kami,” ucapnya.

Israel telah mengiming-imingi masyarakat Palestina di Jalur Gaza imbalan uang jika mereka mau memberikan informasi tentang warga Israel dan warga asing yang saat ini sedang disandera Hamas. Iming-iming tersebut ditulis pada selebaran yang ditebar pesawat Israel ke Gaza lewat udara, Selasa lalu.

“Jika Anda menginginkan masa depan yang lebih baik bagi diri Anda dan anak-anak Anda, lakukan hal yang benar dan kirimkan kepada kami informasi yang aman dan berguna tentang orang-orang yang diculik di daerah Anda,” demikian bunyi pesan berbahasa Arab pada selebaran yang ditebar Israel ke Jalur Gaza, dikutip laman Al Arabiya.

“Tentara Israel berjanji akan melakukan segalanya untuk menjaga keamanan Anda dan rumah Anda, serta imbalan finansial. Kami menjamin Anda memiliki keleluasaan penuh,” tulis Israel dalam selebarannya.

Dalam selebaran tersebut, Israel mencantumkan nomor telepon beserta rincian mengenai layanan pesan Telegram, WhatsApp, dan Signal. Warga Gaza diminta mengontak otoritas Israel lewat nomor dan platform tersebut jika ingin memberikan informasi tentang orang-orang yang sedang disandera Hamas.

Militer Israel telah mengonfirmasi tentang informasi yang termaktub dalam selebaran yang disebar ke Jalur Gaza tersebut. “Sebagai bagian dari upaya ekstensif untuk membebaskan sandera Israel dan warga negara asing yang ditahan oleh organisasi teroris Hamas di Gaza, (tentara) hari ini menggunakan berbagai saluran untuk berkomunikasi dengan penduduk Gaza dan meminta informasi tentang para sandera,” ungkap militer Israel.

Saat ini Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 220 orang, terdiri dari warga Israel, warga Israel yang memiliki kewarganegaraan ganda, dan warga asing. Mereka diculik oleh Hamas ketika anggota mereka melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Sejauh ini Hamas telah membebaskan empat sandera. Dua sandera bernama Judith (59 tahun) serta Natali Raanan (17 tahun) dibebaskan pada 20 Oktober 2023 lalu. Mereka adalah ibu dan anak yang menyandang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS). Sehari setelah pembebasan mereka, konvoi bantuan kemanusiaan pertama memasuki Jalur Gaza.

Setelah Hamas melancarkan serangan dan operasi infiltrasi, Israel diketahui memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza. Selain menyetop suplai listrik dan air, Israel tak membiarkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Pada Senin (23/10/2023), Hamas membebaskan dua sandera lainnya, yakni Yocheved Lifshitz (85 tahun) dan Nurit Cooper (79 tahun). Hamas menyerahkan mereka kepada petugas Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement