REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, telah membebaskan dua wanita lanjut usia Israel yang disandera di Gaza. Kedua sandera yang dibebaskan, Yocheved Lifshitz (85 tahun) dan Nurit Cooper (79 tahun), dibawa keluar dari Gaza melalui penyeberangan Rafah ke Mesir, yang kemudian dibawa dengan ambulans.
Dalam sebuah video yang diunggah Middle East Eye, pejuang sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam menuntun Lifshitz dan Cooper dengan lembut. Pejuang Brigade Al-Qassam kemudian menyerahkan kedua wanita lansia itu kepada tim paramedis yang telah menunggu di perbatasan Rafah.
"Silakan kalian boleh pergi," ujar seorang pejuang Brigade al-Qassam kepada kedua wanita lansia itu.
Sebelum berpisah, Lifshitz bersalaman dengan seorang pejuang Brigade Al-Qassam yang telah menuntunnya. Pejuang itu mengucapkan, "Assalamualaikum". Kemudian Lifshitz menanggapi ucapan salam itu dengan mengucap, "Shalom".
Lifshitz dan Cooper dibawa ke rumah sakit di Tel Aviv untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Kepala perawat di Rumah Sakit Sourasky di Tel Aviv Eti Uziel mengatakan, kedua wanita lansia tersebut dalam keadaan yang sangat baik. Kondisi kesehatan mereka secara umum juga baik.
"Mereka dalam keadaan baik dan sedang berkumpul bersama keluarga," ujar Uziel.
Setelah menjalani pemeriksaan dan beristirahat dengan baik, pada Selasa (24/10/2023) Lifshitz yang didampingi oleh putrinya menggelar konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, Lifshitz menceritakan bagaimana kondisi ketika dia ditangkap dan disandera oleh pejuang Hamas.
Lifshitz mengatakan, pada 7 Oktober dia dibawa dengan menggunakan sepeda motor ke Gaza. Dia tidak menyangka serbuan mengejutkan Hamas pada hari itu membuat situasi menjadi kacau. Dia mengatakan, pagar pembatas elektronik khusus yang dipasang oleh Pemerintah Israel senilai 2,5 miliar dolar AS berhasil diledakkan oleh Hamas.
"Pagar pembatas elektronik yang dipasang senilai 2,5 miliar dolar AS tidak dapat membantu (menangkis infiltrasi Hamas)," ujar Lifshitz, dikutip dari video yang diunggah Middle East Eye.
Namun terlepas dari kekacauan itu, Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas telah merawatnya dengan baik selama dia disandera di Gaza. Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas selalu memastikan kebersihan toilet untuk para sandera. Bahkan mereka membersihkan toilet untuk para sandera.
"Mereka memastikan kebutuhan kami terpenuhi. Bahkan mereka membersihkan toilet untuk kami. Mereka sangat ramah, ini harus dikatakan," ujar Lifshitz.
"They were gentle with us."
Freed Israeli captive Yocheved Lifshitz on why she shook hands with one of her Hamas captors. pic.twitter.com/KnKZlDNBPa
— Al Jazeera English (@AJEnglish) October 24, 2023
Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas selalu memberikan mereka makanan yang baik. Para sandera diberikan makanan seperti yang dimakan oleh pejuang Hamas.
"Mereka memastikan kebersihan kami, memberi kami makanan. Kami mendapatkan makanan seperti yang mereka makan, seperti roti pita, keju, dan timun," ujar Lifshitz yang berbicara sambil menahan tangis.
Lifshitz mengatakan, dia berada dalam satu ruangan dengan lima sandera lainnya dan dijaga oleh pejuang Hamas. Lifshitz mengatakan, para sandera kerap mengobrol santai dengan pejuang Hamas yang menjaga mereka. Namun para sandera tidak mau membicarakan tentang politik. Pejuang Hamas menuruti permintaan Lifshitz dan lima sandera lainnya. Menurut Lifshitz, para sandera dan pejuang Hamas mengobrol panjang lebar tentang apapun, kecuali politik.
"Kami bilang jangan politik. Jangan membicarakan tentang politik. Kemudian kami berbincang tentang apa saja. Mereka sangat ramah," kata Lifshitz.
Sandera dibebaskan karena alasan kemanusiaan...