Kamis 26 Oct 2023 22:12 WIB

Inggris: Cina Terima Undangan Pertemuan Kecerdasan Artifisial Dunia

Inggris mempertemukan perusahaan kecerdasan artifisial, pemimpin politik dan pakar

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden mengatakan Cina menerima undangan Inggris untuk menghadiri pertemuan kecerdasaan artifisial global pekan depan
Foto: ABC News
Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden mengatakan Cina menerima undangan Inggris untuk menghadiri pertemuan kecerdasaan artifisial global pekan depan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden mengatakan Cina menerima undangan Inggris untuk menghadiri pertemuan kecerdasaan artifisial global pekan depan. Tapi ia mengatakan belum diketahui siapa yang akan menghadiri pertemuan tersebut.

"Dalam hal ini mereka telah menerima, tapi kami akan tunggu untuk melihat siapa sebenarnya yang datang ke pertemuan itu, saat ini ya, kami memperkirakan hal itu akan terjadi," kata Dowden pada BBC, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga

Inggris mempertemuan perwakilan perusahaan-perusahaan kecerdasan artifisial, pemimpin politik dan pakar pada 1 dan 2 November. Mereka akan membahas resiko yang ditimbulkan kecerdasan artifisial dengan tujuan untuk membangun konsensus internasional pada pengembangan yang aman.

Saat ini Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi sedang berada di Washington untuk mempersiapkan kemungkinan pertemuan Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping bulan depan. Sehingga belum diketahui siapa yang akan hadir di pertemuan tersebut.

Inggris dan Cina memiliki sejarah panjang dalam kolaborasi di bidang teknologi dan Kecerdasan artifisial. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ini menjadi semakin kompleks dan kompetitif, karena kedua negara berusaha untuk menjadi pemimpin global di bidang ini.

Cina melakukan investasi signifikan dalam penelitian dan pengembangan kecerdasan artifisial dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2017, pemerintah Cina merilis Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan Generasi Berikutnya, yang menetapkan tujuan untuk menjadikan Cina sebagai pemimpin global dalam bidang kecerdasan artifisial pada tahun 2030.

Sejak saat itu, Cina menjadi pemain utama dalam industri itu. Perusahaan-perusahaan Cina yang mengembangkan dan menerapkan teknologi kecerdasan artifisial di berbagai sektor, termasuk perawatan kesehatan, keuangan, dan manufaktur.

Inggris juga memiliki basis penelitian kecerdasan artifisial yang kuat dan merupakan rumah bagi sejumlah perusahaan terkemuka di dunia. Namun, pemerintah Inggris lebih lambat dibandingkan dengan Cina dalam berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi tersebut.

Pada tahun 2018, pemerintah Inggris meluncurkan Strategi Kecerdasan Artifisial Nasional, yang menetapkan tujuan untuk menjadikan Inggris sebagai pemimpin global dalam bidang itu. Namun, pemerintah belum memberikan tingkat investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Terlepas dari perbedaan investasi ini, Inggris dan Cina terus berkolaborasi dalam berbagai proyek kecerdasan artifisial. Inggris dan Cina menandatangani sejumlah perjanjian penelitian bersama di bidang tersebut. Selain itu, sejumlah perusahaan Cina mendirikan operasi di Inggris. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement