REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Angkatan Darat Iran menggelar latihan dua hari untuk menguji kesiapan terbang. Pada Jumat (27/10/2023) stasiun televisi Iran mengatakan latihan ini melibatkan lebih dari 200 helikopter.
Juru bicara militer Iran Brigadir Jenderal Amir Cheshak mengatakan latihan ini sudah direncanakan sebelumnya. Dengan tujuan "menghadapi kemungkinan ancaman" tapi ia tidak menjelaskannya lebih lanjut.
Ia mengatakan pasukan dan peralatan militer sudah dikirimkan dari tujuh provinsi Iran untuk latihan di Nasr Abad di Provinsi Isfahan. Namun latihan digelar saat situasi konflik Israel-Hamas semakin memanas.
Sebelumnya dilaporkan Militer Israel (IDF) mengatakan pesawatnya menyerang Lebanon sebagai pembalasan atas serangan rudal permukaan-ke-udara sebelumnya. Serangan tersebut dilakukan pada Rabu (25/10/2023) malam.
"Beberapa saat yang lalu, Aerial Defense Array IDF mencegat rudal darat-ke-udara yang ditembakkan dari Lebanon ke arah UAV (pesawat tak berawak) IDF," kata Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip RTE, Kamis (26/10/2023) kemarin.
"Sebagai tanggapan, pesawat IDF menghantam sumber peluncuran," tambahnya.
Israel terlibat dalam pertukaran serangan rutin dengan kelompok militan Islam Hizbullah dan faksi-faksi Palestina yang bersekutu di Lebanon selatan sejak dimulainya perang dengan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Militernya juga menyerang target-target militer di dalam Suriah pada Rabu sebagai pembalasan atas apa mereka katakan sebagai serangan terhadap Israel. Media pemerintah Suriah mengatakan serangan tersebut menewaskan delapan tentara Suriah.
Para pemimpin dunia menyatakan keprihatinannya aksi saling serang ini dapat menyeret Israel ke dalam konflik yang lebih luas dengan negara-negara lain di wilayah tersebut. Memperburuk konfliknya dengan Hamas.
Israel membombardir Gaza sebagai pembalasan atas serangan mendadak yang dilakukan Hamas yang menurut Israel menewaskan 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil dan menculik 222 orang lainnya.
Kementerian kesehatan Hamas di Gaza mengatakan serangan-serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 6.500 warga Palestina. Terdapat kekhawatiran jumlah korban akan terus bertambah jika Israel terus melakukan invasi darat dalam upaya untuk menghancurkan Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Hizbullah mengatakan para pejabat senior Hamas dan Jihad Islam mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah untuk mencapai "kemenangan yang nyata" dalam perang mereka dengan Israel