REPUBLIKA.CO.ID, DEIR AL-BALAH -- Ribuan orang masuk ke gudang bantuan di Gaza untuk mengambil makanan dan barang-barang kebutuhan pokok untuk bertahan hidup. Langkah ini sebagai tanda meningkatnya keputusasaan warga Gaza setelah menghadapi serangan bertubi-tubi selama tiga pekan.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, menyediakan layanan dasar bagi ratusan ribu orang di Gaza. Sekolah-sekolah UNRWA di seluruh wilayah telah diubah menjadi tempat penampungan yang menampung warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat perang.
Israel hanya mengizinkan sedikit bantuan masuk dari Mesir, dan beberapa di antaranya disimpan di salah satu gudang yang dibobol. Direktur UNRWA, Thomas White mengatakan, pembobolan gudanf tersebut merupakan tanda mengkhawatirkan bahwa tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza.
"Masyarakat ketakutan, frustrasi dan putus asa,” kata White.
Warga yang tinggal di dekat Rumah Sakit Al- Shifa mengatakan, serangan udara Israel pada Ahad (29/10/2023) diri haru menghantam dekat kompleks rumah sakit dan memblokir banyak jalan menuju ke sana. Israel menuduh Hamas memiliki pos komando rahasia di bawah rumah sakit, namun tanpa memberikan banyak bukti. Puluhan ribu warga sipil berlindung di RS Al-Shifa, yang juga dipenuhi pasien yang terluka dalam serangan tersebut.
“Mencapai rumah sakit menjadi semakin sulit. Sepertinya mereka ingin memotong area tersebut," kata Mahmoud al-Sawah, yang berlindung di rumah sakit.