Ahad 29 Oct 2023 18:49 WIB

Antisipasi Serangan Cina, Taiwan Ambil Pelajaran dari Perang Israel-Hamas di Gaza

Serangan Hamas hasilkan kejutan strategis, operasional, dan taktis terhadap Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Suasana Gaza. Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan pembentukan satuan tugas untuk mengambil pelajaran dari perang Israel-Hamas di Gaza.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Suasana Gaza. Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan pembentukan satuan tugas untuk mengambil pelajaran dari perang Israel-Hamas di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TAICHUNG -- Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel. Mereka menembakkan ribuan roket yang dengan cepat membanjiri sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang canggih, sementara ribuan pejuang menyusup ke Israel selatan melalui udara,  laut dan darat.

Pentingnya serangan mendadak Hamas juga tidak luput dari perhatian militer Taiwan, yang sejalan dengan janji para pemimpin politik Beijing untuk menyatukan Taiwan dengan Cina, kendati dengan kekerasan.  Seminggu setelah serangan Hamas terhadap Israel, Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan pembentukan satuan tugas untuk mengambil pelajaran dari perang Israel-Hamas di Gaza. Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng mengatakan, pelajaran awal yang bisa diambil adalah pengumpulan intelijen akan menjadi kunci untuk melawan ancaman Cina.

Baca Juga

"Taiwan juga memiliki laut," kata Tony Wei (42 tahun), yang merupakan anggota cagar alam Taiwan dan berprofesi sebagai dokter gigi.

Taiwan dipisahkan dari pantai timur Cina oleh hamparan laut sepanjang 130 kilometer (81 mil) yang dikenal sebagai Selat Taiwan. Selat Taiwan  berfungsi sebagai penghalang alami dan sistem peringatan dini jika Beijing mencoba mengalahkan Taiwan dalam serangan mendadak.

“Untuk menyerang Taiwan, mereka (militer Cina) harus mengumpulkan armada yang sangat besar,” kata Wei kepada Aljazirah.

Wei mengatakan, mobilisasi kekuatan angkatan laut Cina semacam itu mungkin akan terdeteksi oleh Taiwan, sehingga memberikan waktu bagi Taiwan untuk bersiap melakukan invasi atau bahkan melancarkan serangan pendahuluan.

Namun, serangan mengejutkan Hamas yang membuat Israel kewalahan telah membuat Wei mempertanyakan apakah Taiwan benar-benar memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melawan kekuatan militer Cina yang berpotensi besar.

“Israel memiliki militer yang sangat kuat, badan intelijen yang efektif, dan banyak dukungan Amerika. Jika Israel pun bisa terkejut dan kewalahan, lalu bagaimana dengan Taiwan?," ujar Wei.

“Mereka mengatakan bahwa Presiden Putin tidak akan menyerang Ukraina, namun dia melakukannya, dan mereka mengatakan bahwa Hamas tidak dapat menyerang Israel, namun mereka melakukannya. Taiwan perlu belajar dari serangan-serangan ini kalau-kalau pulau kami menjadi tempat terjadinya hal yang tidak terpikirkan berikutnya," ujar Wei.

Serangan Hamas menghasilkan kejutan....

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement