REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah melakukan serangan terhadap infrastruktur militer di Suriah dan Lebanon. Serangan berlangsung di tengah kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat berubah menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Jet tempur Israel menyerang peluncur roket di Suriah dan sasaran Hizbullah di Lebanon sebagai tanggapan atas peluncuran roket sebelumnya ke wilayah Israel. Pejabat militer Israel pada Senin (30/10/2023) tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai serangan tersebut, termasuk kemungkinan korban jiwa.
Militer Israel telah terlibat dalam pertempuran lintas batas dengan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon. Israel juga telah melancarkan serangan udara berulang kali ke Suriah sejak perang terhadap Hamas.
Amerika Serikat juga telah melakukan serangan terhadap Suriah sebagai respons terhadap peningkatan tajam serangan roket dan pesawat tak berawak terhadap pasukannya di negara tersebut serta Irak. Pada Kamis (26/10/2023) Pentagon mengatakan, militer AS telah melakukan serangan terhadap dua fasilitas di Suriah yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok yang didukung Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan terjadinya eskalasi regional jika Israel melanjutkan perangnya melawan Hamas. “Umat Islam dan kekuatan perlawanan akan menjadi tidak sabar, dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka," ujar Khamenei, dilaporkan Aljazirah.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan, jika Israel tidak menghentikan pengeboman terhadap Gaza maka perang dapat meluas melampaui perbatasan Timur Tengah. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan, ada risiko nyata bahwa perang akan meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, Iran tidak ingin perang meluas. Menurutnya, sangat salah jika Washington menyalahkan Teheran atas serangan terhadap pasukannya tanpa memberikan bukti.
Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah, membantah terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat AS dan Israel mengatakan mereka belum menemukan bukti keterlibatan Iran. Teheran menggambarkan serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel sebagai kemenangan perlawanan anti-Zionis.