Senin 30 Oct 2023 14:38 WIB

Umat ​​​​Kristen Palestina Merasa dalam Bahaya

Netanyahu telah memperburuk kehidupan umat Kristen di tempat kelahiran agama Kristen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).
Foto:

Pada 3 Oktober 2023, sebuah video menunjukkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah di dekat umat Kristen Asia yang membawa salib kayu di kota suci Yerusalem. Insiden ini telah memicu kemarahan.

“Apa yang terjadi dengan nasionalisme agama sayap kanan adalah bahwa identitas Yahudi telah berkembang di sekitar anti-Kristen. Bahkan jika pemerintah tidak mendorongnya, mereka mengisyaratkan tidak akan ada sanksi," kata Yisca Harani, seorang pakar Kristen dan pendiri hotline Israel untuk serangan anti-Kristen.

Kekhawatiran atas meningkatnya intoleransi tampaknya melanggar komitmen Israel terhadap kebebasan beribadah dan kepercayaan suci terhadap tempat-tempat suci, yang tertuang dalam deklarasi yang menandai pendirian negara tersebut 75 tahun lalu.  Israel merebut Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional.

Insiden meludah tersebut, direkam oleh seorang reporter surat kabar Haaretz. Video itu menunjukkan sekelompok peziarah asing memulai prosesi mereka melalui labirin batu kapur di Kota Tua, yang menjadi situs suci bagi tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Sepanjang jalan, orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks yang mengenakan jas hitam dan topi hitam bertepi lebar berpapasan dengan para peziarah Kristen di gang-gang sempit. Setidaknya tujuh orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah ke tanah di samping kelompok peziarah Kristen tersebut.

Seorang pemimpin pemukim ultranasionalis dan mantan penasihat anggota parlemen dalam koalisi pemerintahan Netanyahu, Elisha Yered mengatakan, meludahi pendeta Kristen dan gereja adalah kebiasaan Yahudi kuno. “Mungkin karena pengaruh budaya barat kita agak lupa apa itu agama Kristen. Saya pikir jutaan orang Yahudi yang menderita di pengasingan akibat Perang Salib tidak akan pernah lupa," ujar Yered.

Ketika video dan komentar Yered menyebar dengan cepat di media sosial, gelombang kecaman semakin meningkat.  Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen mengatakan meludahi umat Kristen tidak mewakili nilai-nilai Yahudi. Sementara Menteri Agama Israel, Michael Malkieli, yang merupakan anggota partai ultra-Ortodoks Shas, berpendapat, meludah seperti itu bukanlah cara Taurat. Sedangkan salah satu kepala rabi Israel menegaskan, meludah tidak ada hubungannya dengan hukum Yahudi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement