REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jurnalis Palestina yang meliput perang di Gaza mengalami keterbatasan mobilitas karena tidak ada bahan bakar. Namun, mereka tak kehabisan akal. Para jurnalis Palestina tersebut menyewa sebuah delman untuk menjangkau lokasi-lokasi yang dihantam serangan udara Israel.
Dalam video yang diunggah Middle East Eye pada 29 Oktober 2023, empat orang jurnalis mengendarai delman milik seorang warga Gaza. Mereka menyewa delman itu untuk menjangkau lokasi-lokasi yang terkena bombardir Israel. Seorang pria yang mengendarai delman itu mengatakan, dia mengalami kesulitan karena tidak ada bahan bakar.
"Tidak ada bahan bakar. Apa yang harus kami lakukan? Kami sudah miskin. Kami mencari pekerjaan untuk bertahan hidup," ujar pria yang mengendarai delman itu.
Jurnalis di Palestina menggunakan delman sebagai alternatif untuk menjangkau daerah yang terkena dampak serangan udara Israel. Kekurangan bahan bakar membuat mereka tidak dapat mengendarai mobil atau menyewa taksi untuk mobilitas.
"Kami menggunakan delman. Tidak ada mobil, tidak ada bahan bakar, tidak ada taksi. Ini cara kami bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain untuk meliput pengeboman (Israel di Gaza)," ujar salah satu jurnalis Palestina yang menaiki delman.
With Israeli air strikes crippling Gaza’s infrastructure, local journalists explain how they resort to animal-drawn carts as a means of transportation to reach their destination and report the news. pic.twitter.com/QtjmgM9a9h
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) October 30, 2023
Delman itu akan menunggu para jurnalis meliput dan membawa mereka ke tempat lainnya untuk melakukan peliputan selanjutnya. Setidaknya 34 jurnalis Palestina telah gugur dalam serangan udara Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya empat jurnalis Israel tewas dan satu pensiunan jurnalis ditangkap dalam serangan mengejutkan Hamas terhadap komunitas di Israel selatan.
Pekan lalu, istri, putra, putri dan cucu Kepala Biro Aljazirah Arab di Gaza, Wael Al-Dahdouh, gugur dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Jaringan media Aljazirah mengutuk penargetan dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza, yang telah menyebabkan hilangnya keluarga Wael Al-Dahdouh dan banyak orang lainnya. Dengan tegar Al-Dahdouh tetap melanjutkan tugasnya untuk melakukan peliputan kendati sedang berduka.
Pejabat Israel awal tahun ini meminta maaf karena membunuh jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh setelah mengakui ada “kemungkinan besar” dia terkena peluru tentara Israel. Israel menolak mengajukan tuntutan terhadap siapa pun atas kematian reporter veteran Palestina-Amerika tersebut.