Selasa 31 Oct 2023 13:13 WIB

Ini Deretan Video Game Anak-Anak yang Terselip Propaganda Israel

Israel telah menghabiskan 1,5 juta dolar AS untuk iklan di internet

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Massa menginjak bendera Israel. Propaganda Israel semakin menggurita hingga muncul dalam iklan video game anak-anak.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Massa menginjak bendera Israel. Propaganda Israel semakin menggurita hingga muncul dalam iklan video game anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Propaganda Israel semakin menggurita hingga muncul dalam iklan video game anak-anak. Iklan itu menayangkan kelompok bersenjata sedang melakukan kekerasan. Lalu sebuah pesan dari Kementerian Luar Negeri pun muncul dan mengatakan "Kami akan pastikan mereka yang merugikan kami membayar harga yang berat".

Baru sedikit pengguna ponsel yang melaporkan adanya kejadian tersebut di seluruh Eropa. Video pro-Israel menampilkan rekaman serangan roket, ledakan api, dan orang-orang bersenjata bertopeng, diperlihatkan kepada para gamer, termasuk beberapa anak-anak.

Baca Juga

Iklan Israel tersebut diketahui muncul di game bernama “Alice’s Mergeland” buatan developer bernama LazyDog Game,  hiburan digital yang ramah keluarga seperti game membangun balok “Stack”, game puzzle “Balls’n Ropes”, “Solitaire: Card Game 2023”, dan petualangan lari dan lompat “Subway Surfers”.  Bahkan iklan pro Israel muncul dalam game "Angry Birds" yang dibuat oleh pengembang milik SEGA, Rovio

LazyDog Game tidak menanggapi permintaan komentar.  Pengembang UBIP.PA milik Stack's Ubisoft, Ketchapp, pengembang Solitaire di Austria, nerByte, pengembang Turki Balls'n Ropes, Rollic, dan pengembang Denmark Subway Surfers, SYBO Games juga tidak membalas pesan yang meminta komentar tentang iklan tersebut.

Pemerintah Israel telah menghabiskan 1,5 juta dolar AS untuk iklan di internet sejak serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Kementerian Luar Negeri Israel telah menggelontorkan anggaran untuk membayar perusahaan iklan termasuk Taboola, Outbrain, Google dan X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.  

Taboola dan Outbrain mengatakan, mereka tidak memiliki keterkaitan dengan iklan di video game tersebut. Sementara  Google memasang lebih dari 90 iklan untuk Kementerian Luar Negeri Israel menolak berkomentar. Sedangkan X tidak menanggapi permintaan komentar.

Kepala Bagian Digital di Kementerian Luar Negeri Israel, David Saranga, video tersebut memang merupakan iklan yang dipromosikan pemerintah. Namun Saranga mengklaim tidak mengetahui  bagaimana video tersebut bisa muncul di berbagai permainan.

Saranga mengatakan, rekaman tersebut adalah bagian dari upaya advokasi yang lebih besar oleh Kementerian Luar Negeri Israel.

“Kami ingin dunia memahami apa yang terjadi di Israel," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement