Selasa 31 Oct 2023 15:23 WIB

Anggota Parlemen Inggris Dipecat karena Dukung Gencatan Senjata di Gaza

Sebelumnya Pemerintah Inggris mengatakan mereka mendukung jeda kemanusiaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Pemandangan Menara Elizabeth di Gedung Parlemen di London, Inggris, 14 Januari 2022.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Pemandangan Menara Elizabeth di Gedung Parlemen di London, Inggris, 14 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif yang berkuasa telah dipecat dari jabatannya sebagai asisten menteri. Pemecatan berlangsung setelah dia menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Gaza.

Paul Bristow, seorang asisten menteri luar negeri bidang ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi, telah menulis surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak pekan lalu. Dalam surat itu, Bristow mendesak Sunak untuk mengubah pendiriannya mengenai konflik tersebut dan mendukung diakhirinya permusuhan secara permanen antara Israel dan Palestina.

Baca Juga

Sebelumnya Pemerintah Inggris mengatakan mereka mendukung jeda kemanusiaan, namun tidak mendukung gencatan senjata.  Dalam suratnya, Bristow mengatakan gencatan senjata penuh akan menyelamatkan nyawa dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (30/10/2023) juru bicara Downing Street mengatakan, keputusan untuk mencopot Bristow dari jabatannya merupakan tanggapan atas komentar yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif. Bristow, yang mewakili Peterborough di parlemen dan salah satu ketua kelompok parlemen semua partai untuk Muslim Inggris, menyatakan pemahamannya atas keputusan Sunak.

“Dengan menyesal saya meninggalkan pekerjaan yang saya nikmati.  Namun kini saya dapat berbicara secara terbuka tentang suatu isu yang sangat dipedulikan oleh banyak konstituen saya,” kata Bristow kepada BBC.

“Saya yakin saya bisa melakukan ini dengan lebih baik dari bangku cadangan dibandingkan sebagai bagian dari gaji pemerintah," kata Bristow menambahkan.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza. Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina telah meninggal dunia dalam serangan udara Israel. Sementara pihak berwenang Israel mengklaim, korban tewas di pihak merek mencapai 1.400 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement