Selasa 31 Oct 2023 16:33 WIB

Anggota Parlemen Inggris yang Dipecat karena Bela Gaza Tulis Surat ke PM Rishi Sunak

Israel beberapa hari terakhir memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anggota parlemen dari Partai Tory telah menulis surat kepada PM Rishi Sunak yang dalam posisinya membela warga Gaza dalam Hamas-Israel mendukung pengakhiran permusuhan secara 'permanen', akhirnya dipecat. Paul Bristow, seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif yang berkuasa telah dipecat dari perannya sebagai ajudan menteri setelah menyerukan gencatan senjata dalam serangan darat Israel di Gaza.

Paul Bristow, dikenal juga sebagai ajudan menteri negara untuk ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi, telah menulis sebuah surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak pekan lalu. Dalam suratnya, ia mendesaknya pemerintah Inggris untuk mengubah posisinya memilih gencatan senjata bagi warga Gaza. Pemerintah Inggris mengatakan bahwa mereka mendukung "jeda kemanusiaan" tetapi bukan gencatan senjata.

Baca Juga

Dalam suratnya, Bristow mengatakan bahwa gencatan senjata penuh akan menyelamatkan nyawa dan memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk "menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan".

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (30/10/2023), seorang juru bicara Downing Street mengatakan keputusan untuk mencopot Bristow dari posisinya adalah sebagai tanggapan atas komentar yang dianggap "tidak konsisten dengan prinsip-prinsip tanggung jawab bersama".  

Bristow, yang mewakili Peterborough di parlemen dan mengetuai kelompok parlemen lintas partai tentang Muslim Inggris, menyatakan memahami keputusan Sunak. "Dengan berat hati saya meninggalkan pekerjaan yang saya sukai. Tapi sekarang saya bisa berbicara secara terbuka tentang isu yang sangat diperhatikan oleh banyak konstituen saya," katanya kepada BBC.

"Saya yakin saya bisa melakukan ini dengan lebih baik dari bangku belakang daripada sebagai bagian dari gaji pemerintah." 

Israel dalam beberapa hari terakhir telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah pengeboman tanpa henti sejak serangan mendadak oleh Hamas, kelompok yang mengelola daerah kantong tersebut, di dalam wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober.

Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan udara Israel, sementara di Israel jumlah korban tewas telah mencapai 1.400 orang, menurut pihak berwenang Israel. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement