REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir sedang membangun rumah sakit lapangan di dekat perbatasannya dengan Jalur Gaza di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung di wilayah Palestina. Sekretaris Jenderal Gubernur Sinai Utara Osama al-Ghandour mengatakan, fasilitas kesehatan siap menerima warga Palestina yang terluka setelah mereka diizinkan masuk ke Mesir.
“Direktorat Kesehatan di Sinai Utara bekerja dengan kapasitas penuh untuk mendirikan rumah sakit lapangan bagi warga Palestina yang terluka saat mereka masuk ke Mesir,” kata surat kabar milik pemerintah Mesir Al-Ahram.
“Rumah sakit akan segera siap,” ujar laporan tersebut.
Menurut al-Ghandour sebanyak tiga tempat telah dialokasikan untuk menampung mereka yang mendampingi korban luka di kota Sheikh Zuweid dan Arish di Sinai. Saluran media yang dikelola pemerintah Extra News mengonfirmasi bahwa penyelesaian akhir sedang dilakukan di rumah sakit lapangan.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, tingkat hunian rumah sakit-rumah sakit Gaza sudah mencapai lebih dari 150 persen. "Sementara jumlah pasien di Komplek Medis Al-Shifa mencapai lima ribu pasien, padahal rumah sakit itu dirancang untuk hanya menerima 700 pasien," kata Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila.
Al-Kaila menyatakan, wilayah kantung Palestina itu berada dalam kondisi malapetaka. Israel terus melancarkan serangan ke fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Rumah sakit tidak bisa dievakuasi, karena dipenuhi pasien sakit dan terluka, ditambah mereka yang mengungsi guna mencari tempat aman di halaman rumah sakit," ujar Al-Kaila.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak 7 Oktober. Lebih dari 9.800 orang dikabarkan terbunuh dalam konflik Gaza, termasuk 8.306 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel.