Sabtu 04 Nov 2023 11:47 WIB

Militer Israel Ingin Merenggut Banyak Nyawa di Gaza, Ini Buktinya

Jet tempur Israel menambaki konvoi ambulans yang membawa korban luka.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Ambulans yang membawa warga Palestina yang terluka tiba di perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir, di Gaza, 01 November 2023.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Ambulans yang membawa warga Palestina yang terluka tiba di perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir, di Gaza, 01 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Jet tempur Israel melancarkan serangan udara ke gerbang Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza, Jumat (3/11/2023). Konvoi ambulans yang dilaporkan hendak membawa korban luka ke gerbang penyeberangan Rafah untuk dirujuk perawatannya ke Mesir turut ditargetkan oleh jet Israel.

“Pesawat tempur Israel menembaki pintu masuk utama RS Shifa, selain ambulans yang berada di lokasi kejadian, yang mengakibatkan puluhan orang terbunuh dan terluka. Korbannya termasuk puluhan orang yang sakit dan terluka serta keluarga mereka, paramedis, dan pengungsi yang mencari perlindungan di sana setelah rumah mereka dibom,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.

Baca Juga

Menurut beberapa sumber, terdapat 40 ribu warga Gaza yang mengungsi ke RS Al-Shifa. Foto dan video dari lokasi kejadian pasca serangan udara Israel ke RS Al-Shifa beredar luas di media sosial. Dalam foto dan video tersebut tampak sejumlah warga dan petugas medis tergeletak di jalanan dengan kondisi bersimbah darah. Sementara beberapa ambulans yang ditargetkan Israel dalam serangan ringsek.

Anadolu Agency, mengutip keterangan Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, sedikitnya 13 orang terbunuh dan 26 lainnya luka-luka akibat serangan Israel ke RS Al-Shifa dan konvoi ambulans. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus segera mengecam serangan ke RS Al-Shifa dan konvoi ambulans yang hendak menuju Rafah.

“Sangat terkejut dengan laporan serangan terhadap ambulans yang mengevakuasi pasien di dekat rumah sakit Al-Shifa di Gaza, yang menyebabkan kematian, cedera dan kerusakan,” kata Ghebreyesus lewat akun X resminya.

Dia menekankan bahwa pasien, petugas kesehatan, fasilitas medis, dan ambulans harus dilindungi setiap saat. Hingga Jumat lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023 lalu telah melampaui 9.200 jiwa. Sebanyak 70 persen dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.

Sementara korban luka di Gaza telah menembus 22 ribu orang. Agresi Israel juga mengakibatkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement