REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat (AS) David Satterfield mengatakan pada hari Sabtu (4/11/2023) bahwa tidak ada bukti yang menguatkan bahwa Hamas memblokir atau mengalihkan bantuan kemanusiaan yang mengalir ke Jalur Gaza. Pernyataan Satterfield disamapikan di tengah beredarnya kabar bahwa warga yang masih bertahan di Jalur Gaza kekurangan pasokan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Berbicara kepada wartawan di ibu kota Yordania, Amman, Satterfield mengatakan bahwa mereka yang mendistribusikan bantuan di Gaza belum melaporkan adanya pengalihan bantuan sejak truk kembali melintasi gerbang Rafah yang dikuasai Mesir pada 21 Oktober setelah perselisihan diplomatik untuk melanjutkan pendistribusia seluruh bantuan tersebut.
"Mereka yang bertanggung jawab atas bantuan tersebut tidak melapor kepada kami dalam jangka waktu 10 hari, 12 hari pengiriman bantuan, larangan atau penyitaan barang oleh Hamas,” katanya dilansir AlArabiya.
Satterfield menuturkan, saat ini tercatat sebanyak 800.000 hingga satu juta orang telah pindah ke selatan Jalur Gaza. "Sementara 350.000-400.000 orang masih tinggal di utara wilayah kantong tersebut," ujarnya
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pasokan bahan bakar telah dipasok ke depo di Gaza. “Bahan bakar di depo di Gaza telah diakses oleh UNRWA untuk kebutuhan truk bantuan, de-salinisasi dan rumah sakit di selatan Gaza,” paparnya.