Senin 06 Nov 2023 07:25 WIB

Netanyahu Pecat Menterinya yang Bocorkan Rencana Mengebom Gaza dengan Bom Nuklir

Menteri kebudayaan Israel mengatakan terbuka opsi serangan nuklir ke Gaza.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mencopot Menteri Kebudayaan Israel Amichai Eliyahu yang mengatakan terbuka opsi serangan nuklir ke Gaza.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Setelah mendapatkan banyak kritik dari kalangan internasional termasuk dari internal Israel, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu akhirnya mencopot Menteri Kebudayaan Israel, Amichai Eliyahu, yang mengatakan terbuka opsi serangan nuklir ke Gaza. 

Menteri Kebudayaan Israel, Amichai Eliyahu, mengatakan pada Ahad (5/11/2023) bahwa menjatuhkan senjata nuklir ke Jalur Gaza adalah "sebuah pilihan." Pernyataan Eliyahu itu dimuat menurut media Israel Haaretz.

Baca Juga

Menteri tersebut membuat komentar dalam sebuah wawancara radio di mana ia menegaskan "tidak ada non-kombatan di Gaza." Dia menambahkan bahwa memberikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza akan menjadi "sebuah kegagalan".

Eliyahu kemudian ditanya apakah, karena tidak ada non-kombatan dalam pandangannya, serangan nuklir ke Jalur Gaza adalah sebuah pilihan. "Itu salah satu cara," jawabnya.

Ketika ditanya tentang nasib warga Palestina, dia berkata: "Mereka bisa pergi ke Irlandia atau padang pasir, monster-monster di Gaza harus mencari solusi sendiri," ujarnya.

Bahkan dia juga mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki hak untuk hidup. Dan dia menambahkan siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas "tidak boleh terus hidup di muka bumi".

Pernyataan tersebut dikritik habis-habisan di dunia maya, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pernyataan tersebut sangat tidak mencerminkan kemanusiaan.

Pemimpin oposisi Yair Lapid juga mengecam menteri tersebut atas komentarnya, dengan menyatakan bahwa itu adalah "komentar yang mengerikan dan gila dari seorang menteri yang tidak bertanggung jawab".

"Dia menyinggung perasaan keluarga para tawanan, menyinggung perasaan masyarakat Israel dan merusak reputasi internasional kita," tambahnya dilansir Middle East Eye.

Setelah membuat komentar tersebut, sang menteri menggunakan platform media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter, untuk mengatakan bahwa semua komentarnya tersebut adalah "metafora". Parahnya ia juga tidak meminta maaf atas pernyataan kejamnya tersebut.

"Bagaimanapun, respons yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan para pendukungnya bahwa terorisme tidak ada gunanya," katanya menambahkan.

Tak berlangsung lama, Menteri tersebut kemudian diskors dari rapat-rapat pemerintahan Netanyahu tanpa batas waktu, demikian laporan media Israel, mengutip pernyataan dari kantor perdana menteri.

Namun, para menteri pemerintah Israel dilaporkan mengatakan bahwa penangguhan Netanyahu terhadap Eliyahu "tidak ada artinya", demikian laporan media Israel."

Ini adalah sebuah lelucon, hampir tidak ada rapat kabinet, dan sebagian besar pekerjaan dilakukan melalui pemungutan suara melalui telepon," kata seorang menteri yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip oleh situs berita Ynet. Rapat kabinet yang dijadwalkan pada hari Ahad telah dibatalkan, tanpa ada jadwal pengganti.

Merendahkan martabat orang Palestina....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement