Senin 06 Nov 2023 14:30 WIB

Israel Tuduh Ada Terowongan Hamas di Bawah RS Indonesia, Ini Bantahannya

Tuduhan Israel tidak mendasar

Seorang aktor berpakaian sebagai militan Hamas merangkak keluar dari terowongan saat kru dari saluran satelit al-Aqsa yang dikelola Hamas syuting untuk serial 30 episode, berjudul Fist of the Free, di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, Kamis , 3 Februari 2022.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang aktor berpakaian sebagai militan Hamas merangkak keluar dari terowongan saat kru dari saluran satelit al-Aqsa yang dikelola Hamas syuting untuk serial 30 episode, berjudul Fist of the Free, di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, Kamis , 3 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia-Palestina membantah tuduhan Israel terkait keberadaan terowongan di tempat pelayanan kesehatan yang berlokasi di Jalur Gaza itu.

"Tidak benar tuduhan yang mereka (Israel) katakan terowongan itu bukan di RS Indonesia," kata Kepala Tim Pembangunan RS Indonesia Farid Thalib di Jakarta, Senin (6/11/2023).

Baca Juga

Farid menjelaskan, beberapa waktu lalu Israel menyiarkan beberapa foto yang dikatakan sebagai terowongan di Rumah Sakit Indonesia, padahal sejatinya bukan. Dalam informasi yang disiarkan Israel menyebutkan bahwa tempat yang mereka maksud sebagai terowongan tersebut menjadi tempat yang diduga untuk melancarkan upaya kelompok tertentu di Palestina.

Informasi tersebut, menurut Farid, merupakan tuduhan serius yang tidak mendasar. Hal ini dikarenakan Rumah Sakit yang dibangun dari hasil sumbangan seluruh rakyat Indonesia itu didirikan semata untuk misi kemanusiaan Palestina.

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara. Setidaknya menurut data terbaru yang diterima MER-C Indonesia, saat ini Rumah Sakit Indonesia sedang merawat 5 ribu warga sipil Palestina di Gaza, pascapenyerangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Oleh sebab itu, Farid yang juga Presedium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Indonesia ini menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk mendesak pertanggungjawaban dari pihak penyebar informasi.

"Apapun yang terjadi rumah sakit tidak boleh diganggu karena alasan kemanusiaan," kata Farid.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyeru Israel menghentikan pembunuhan terhadap warga sipil dan menyerang fasilitas sipil seperti rumah sakit, masjid, dan gereja. Berkaitan dengan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Kemlu memastikan rumah sakit tersebut hingga kini masih beroperasi untuk merawat para korban konflik Israel-Hamas.

Pemerintah Indonesia memberikan bantuan sebanyak 51,5 ton berupa bahan makanan, alat medis, selimut, tenda serta logistik sesuai kebutuhan yang diibutuhkan para korban perang di Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement