Sekitar 29 orang ditangkap dalam protes akhir pekan lalu, yang di dalamnya terdapat pelemparan kembang api. Sementara pada minggu-minggu sebelumnya, terdapat 2.000 petugas yang bertugas, terjadi insiden antisemitisme dan dukungan oleh Hizbut Tahrir yang meneriakkan "jihad".
Para penyelenggara aksi pro-Palestina mengatakan, protes selanjutnya akan berlangsung jauh dari Cenotaph dan tidak akan dimulai sampai momen keheningan pukul 11.00 berakhir. Kepala Polisi yang memimpin respons kepolisian nasional terhadap perang Israel-Hamas Chris Haward mengatakan, meskipun unjuk rasa dilarang, pengunjuk rasa masih memiliki hak untuk berkumpul di satu tempat.
"Ambang batas (untuk pelarangan) sangat tinggi. Ini soal kekerasan serius, dan bukan soal kata-kata yang mungkin diteriakkan. Bahkan jika Anda melarang unjuk rasa, Anda tidak bisa melarang unjuk rasa. Anda masih berharap ada 100 ribu orang, atau mungkin lebih, yang akan hadir dan kemudian berada dalam posisi statis," ujar Haward.
Haward mengatakan, protes balasan akan difasilitasi "tanpa bias" tetapi memperingatkan bahwa kejahatan rasial atau pelanggaran hukum tidak akan ditoleransi. Dia mengungkapkan lonjakan kejahatan rasial setelah 7 Oktober sangat besar di London dengan lebih dari 70 persen pelanggaran secara nasional, dibandingkan dengan biasanya yang kurang dari seperempat.