REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Mads Gilbert, seorang dokter asal Norwegia yang sebelumnya menjadi relawan di Gaza mengirim pesan berapi-api kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Jumat (10/11/2023). Dalam pesan yang disampaikan secara lisan Gilbert meminta Biden untuk menghentikan aksi militer Israel yang terus menargetkan rumah sakit.
“Bisakah Anda mendengar teriakan dari RS Al-Shifa? Dapatkah Anda mendengar jeritan orang-orang yang tidak bersalah? Pengungsi yang berlindung, berusaha mencari tempat aman, dibom oleh pasukan Israel pagi ini?" kata Gilbert dalam video yang diposting di platform media sosial X.
Dia menyampaikan pesannya kepada Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan suara teriakan warga Palestina yang terdengar di latar belakang setelah pemboman Israel terhadap rumah sakit di Gaza pada hari Jumat (10/11/2023).
BREAKING:
Israel commits new horrible hospital massacres!
Shifa hospital bombed this morning! pic.twitter.com/VrpF38Zgi5
— Dr. Mads Gilbert (@DrMadsGilbert) November 10, 2023
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza dibom pada hari Jumat. "20 rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi sama sekali," kata WHO dilansir kantor berita Reuters.
Ketika ditanya tentang laporan Kementerian Kesehatan Palestina mengenai serangan Israel di halaman rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan pihaknya belum mendapatkan rincian mengenai kondisi terkini di Al-Shifa. "Tetapi kami tahu mereka sedang dibombardir."
Middle East Eye melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki halaman rumah sakit Al-Shifa, kompleks medis terbesar di daerah kantong yang terkepung, dengan roket pada Jumat dini hari. Serangan roket tersebut mengenai bangunan klinik rawat jalan dan bangsal bersalin.
Menurut keterangan pejabat kesehatan di Gaza, serangan Israel ke rumah sakit Al-Shifa menyebabkan banyak orang meninggal dan terluka. Diketahui ribuan warga Palestina menjadikan RS Al-Shifa sebagai tempat berlindung dari serangan gencar Israel.