REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kemungkinan adanya kesepakatan dengan kelompok pejuang Hamas Palestina untuk pembebasan warga Israel yang disandera di Jalur Gaza.
“Saya kira semakin sedikit saya katakan soal ini, semakin besar peluang saya untuk mewujudkannya,” kata Netanyahu kepada jaringan televisi Amerika, NBC News, pada Ahad (12/11/2023).
Netanyahu mengaku "tahu banyak" tentang keberadaan semua sandera, tetapi menolak menjelaskan lebih jauh. "Kami tahu banyak, tetapi saya tidak akan membahas lebih dari itu," ujar dia.
Netanyahu mengatakan bahwa perjanjian apa pun yang akan dicapai dengan Hamas adalah hasil dari tekanan militer Israel.
“Itulah satu-satunya hal yang bisa menciptakan kesepakatan, jika kesepakatan itu ada. Ya, kami akan membicarakan hal itu ketika sudah ada. Kami akan mengumumkannya jika hal itu bisa dicapai,” kata Netanyahu.
Mengenai masa depan pemerintahan di Gaza pascakonflik, Netanyahu menyebutkan perubahan otoritas mungkin diperlukan. Namun, dia tidak menjelaskan bentuk pemerintahan baru apa yang akan diberlakukan. Dia pun menambahkan AS akan menentang pendudukan Israel di Gaza.