REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang miliarder taipan real estate di Amerika Serikat (AS) Barry Sternlicht menggalang dukungan untuk meningkatkan citra Israel dan menjelek-jelekkan Hamas di tengah protes solidaritas global pro Palestina. Dana ini digunakan untuk kampanye media yang disebut Facts for Peace.
Program ini sedang mencari sumbangan jutaan dolar dari puluhan nama besar dunia di bidang media, keuangan, dan teknologi. Informasi ini didapatkan dari sebuah surel yang dilihat oleh situs berita Semafor.
Lebih dari 50 orang sedang diprospek, termasuk mantan CEO Google Eric Schmidt, CEO Dell Michael Dell, dan pemodal Michael Milken. Mereka memiliki kekayaan bersih gabungan sekitar 500 miliar dolar AS.
Sternlicht mengatakan, kampanye ini akan membantu Israel menjadi yang terdepan ketika dunia bereaksi terhadap serangan intensif Israel di Jalur Gaza. “Opini publik pasti akan berubah karena adegan, nyata, atau dibuat-buat oleh Hamas, mengenai penderitaan warga sipil Palestina pasti akan mengikis empati [Israel] saat ini di komunitas dunia," ujar Sternlicht dalam surel yang meminta kontribusi dari tokoh-tokoh kaya tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Kita harus mendahului narasinya," ujarnya.
Israel telah melakukan serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober. Tindakan ini membunuh sedikitnya 11.078 warga Palestina, termasuk 4.500 anak-anak, membuat 1,5 juta orang mengungsi, dan merusak sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut. Tindakan itu bermula saat Hamas melakukan serangan tidak terduga di wilayah Israel pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Dorongan media Sternlicht bertujuan untuk mencap Hamas sebagai organisasi teroris yang bukan hanya musuh Israel, tetapi juga musuh AS. Tujuan kampanye ini agar dapat mengumpulkan 50 juta dolar AS dari sumbangan pribadi, yang dipadukan dengan sumbangan dari badan amal Yahudi.
Laporan Semafor yang mengutip beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut menyatakan, kampanye tersebut telah mengumpulkan setidaknya beberapa juta dolar. Kampanye ini disarankan oleh Josh Vlasto, ahli strategi komunikasi yang sebelumnya bekerja untuk Senator AS Chuck Schumer dan mantan gubernur New York Andrew Cuomo.
Dukungan publik terhadap sikap AS mulai surut...