REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, mengatakan Iran akan melakukan apapun untuk membantu Hamas untuk melawan Israel. Hal ini diungkapkan Qaani dalam pesannya kepada komandan utama Hamas, Mohammed Deif, yang dilaporkan kantor berita pemerintah Iran, Kamis (16/11/2023).
“Saudara-saudara Anda di poros perlawanan bersatu dengan Anda dan tidak akan membiarkan musuh mencapai tujuan kotornya di Gaza dan Palestina,” kata Qaani dalam surat yang ditujukan kepada Deif, pemimpin Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.
Poros perlawanan yang dimaksud Qaani mengacu pada jaringan kelompok militan regional yang didukung oleh Iran, termasuk Hamas, Hizbullah Lebanon, berbagai milisi di Irak dan Suriah, dan milisi Houthi di Yaman. “Kami berpegang pada janji persaudaraan yang menyatukan kami dan kami meyakinkan Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran bersejarah ini,” ujar Qaani dalam surat yang dibagikan oleh kantor berita Iran, IRNA.
Pasukan Quds, yang dipimpin oleh Qaani, adalah cabang operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Eskalasi terbaru Israel-Palestina dimulai ketika pejuang Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke Israel selatan pada 7 Oktober. Israel mengklaim serangan Hamas telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya di Gaza.
Israel kemudian melancarkan serangan balasan ke Gaza dengan pengeboman melalui udara dan darat yang tiada henti. Pengeboman Israel ini telah membunuh lebih dari 11.000 orang, termasuk anak-anak dan perempuan.
Iran memuji serangan Hamas pada 7 Oktober, namun menyangkal keterlibatan apa pun dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut. Israel telah lama menuduh Iran memperburuk kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran menolak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Iran dan Israel selama bertahun-tahun terlibat dalam konflik rahasia. Sementara Iran menuduh Israel mengatur serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.