Sabtu 18 Nov 2023 09:57 WIB

Dianggap Dukung Postingan Antisemitisme, Gedung Putih Kecam Elon Musk

Musk memproklamirkan diri sebagai pendukung kebebasan berbicara.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk.
Foto: AP Photo/Kirsty Wigglesworth
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada hari Jumat (17/11/2023), mengutuk Elon Musk karena dianggap mendukung postingan antisemit di media sosial X miliknya. Gedung Putih mengatakan bahwa sikap Musk itu, "tidak dapat diterima karena mengulangi kebohongan yang mengerikan di balik tindakan Antisemitisme yang paling fatal dalam sejarah Amerika kapan pun."

Musk, yang memproklamirkan diri sebagai pendukung kebebasan berbicara, pada hari Rabu menulis bahwa sebuah unggahan X "mengatakan kebenaran yang sebenarnya."

Baca Juga

Ia membalas seorang pengguna yang memposting klaim antisemit bahwa komunitas Yahudi telah "mendorong kebencian dialektis tertentu kepada orang kulit putih. Dimana mereka bisa mengklaim agar orang-orang ingin berhenti menggunakannya untuk melawan mereka."

Postingan tersebut juga berbicara tentang "gerombolan minoritas yang mendukung membanjiri negara mereka," mengacu pada teori konspirasi antisemit yang dikenal luas yang secara keliru menyatakan bahwa orang Yahudi ingin membanjiri negara dengan orang-orang non-kulit putih untuk menggusur populasi kulit putih.

Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa Gedung Putih mengutuk "kampanye kebencian antisemit dan rasis yang menjijikkan ini dengan sangat keras."

"Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan mengerikan di balik tindakan Antisemitisme yang paling fatal dalam sejarah Amerika setiap saat, apalagi satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust," tulis Bates.

CEO Tesla dan SpaceX ini kemudian menindaklanjuti postingannya dengan menyatakan bahwa Liga Anti-Penistaan Agama "secara tidak adil menyerang mayoritas Barat, meskipun mayoritas Barat mendukung orang-orang Yahudi dan Israel" karena mereka tidak dapat "mengkritik kelompok minoritas yang merupakan ancaman utama mereka."

Dukungan Musk terhadap jabatan tersebut muncul dengan latar belakang meningkatnya antisemitisme di Amerika Serikat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Bates mengatakan bahwa Gedung Putih akan "terus mengutuk antisemitisme di setiap kesempatan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement