Senin 20 Nov 2023 11:01 WIB

Angka Kepuasan Pemilih Biden Semakin Turun Akibat Perang Israel-Hamas

70 persen pemilih tidak setuju dengan cara Biden menangani perang Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Joe Biden.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angka kepuasan pemilih pada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, turun mencapai titik terendah sepanjang masa jabatannya. Berdasarkan jajak pendapat NBC News, kepuasan terhadap kepimpinan ke Biden menjadi hanya 40 persen.

Sebagian besar pemilih tidak setuju dengan kebijakan luar negeri dan caranya menangani perang Israel-Hamas. Dalam jajak pendapat untuk pertama kalinya dukungan pada Biden di bawah mantan Presiden Donald Trump.

Baca Juga

Penurunan angka kepuasan Biden paling terlihat di antara pemilih Partai Demokrat yang menilai Israel terlalu berlebihan dalam aksi militernya di Gaza dan pemilihan berusia 18 sampai 34 tahun. Sekitar 70 persen diantaranya tidak setuju bagaimana Biden menangani perang tersebut.

"Saya tidak mendukung dukungannya pada Israel," kata pemilih Demokrat, Meg Furey pada NBC News, Ahad (19/11/2023).

"Gagal memenuhi janji, utang mahasiswa, kebijakan luar negeri secara umum," kata pemilih Demokrat lainnya Zico Schell yang berusia 23 tahun saat ditanya mengapa ia tidak puas dengan performa Biden.

"Joe Biden berada di titik terendah dalam masa kepresidenannya, dan sebagian besar dari hal ini, terutama di dalam koalisi Biden, disebabkan oleh bagaimana orang Amerika melihat tindakan kebijakan luar negerinya," kata jurubicara Partai Demokrat, Jeff Horwitt, dari Hart Research Associates, yang mengadakan survei ini dengan jurubicara Partai Republik, Bill McInturff, dari Public Opinion Strategies.

McInturff mengatakan ia tidak dapat mengingat saat-saat lain ketika kebijakan luar negeri yang tidak melibatkan pasukan AS mengubah lanskap politik Amerika.

"Jajak pendapat ini sangat mengejutkan, dan sangat menakjubkan karena dampak perang Israel-Hamas terhadap Biden," katanya.

Namun Horwitt memperingatkan Biden dapat membawa para anggota Partai Demokrat yang tidak puas dan para pemilih muda kembali mendukungnya. "Mereka adalah orang-orang yang memiliki rekam jejak yang terbukti memilih Biden dan Demokrat," ujarnya.

Ia menambahkan, ada banyak waktu dan lebih banyak kejutan politik yang akan antara sekarang dan Hari Pemilu 2024, yang dapat membuat lanskap politik berubah lagi.

"Putusan juri dalam persidangan Trump, kejadian-kejadian yang tidak terduga baik di luar maupun di dalam negeri, dan kerasnya kampanye, semuanya memiliki cara yang lucu untuk menjungkirbalikkan apa yang mungkin benar saat ini," kata Horwitt.

Menurut jajak pendapat tersebut, 40 persen pemilih yang terdaftar puas dengan kinerja Biden, sementara 57 persen puas. Angka ini menunjukkan tingkat kepuasan Biden yang paling rendah dan tingkat ketidakpuasan tertinggi sepanjang masa jabatannya.

Ini hanya sedikit perubahan secara keseluruhan dari bulan September, ketika peringkat kepuasan pada kinerja Biden berada di angka 41 persen yang kemudian disejajarkan dengan angka terendah sebelumnya dalam jajak pendapat.

Namun, yang menonjol dalam survei baru ini adalah pergeseran di antara para pemilih berusia 18 hingga 34 tahun. Pada bulan September, 46 persen dari pemilih ini mengatakan mereka menyetujui kinerja Biden.

Kini angka kepuasan di antara para pemilih ini pada Biden turun menjadi 31 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement