REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara pendudukan Israel terkena skandal akibat penyerbuan Rumah Sakit Al Shifa tanpa dapat membuktikan bahwa rumah sakit tersebut jadi markas militer Hamas. Israel berupaya mengurangi dampaknya di media massa ini dengan mengklaim telah menemukan terowongan di bawah Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza bagian utara.
Lantas benarkah ada terowongan di bawah Rumah Sakit Al Shifa?
Ulasan mengenai hal tersebut perlu dikembalikan pada bagaimana awal Rumah Sakit Al Shifa berdiri. Rumah sakit ini dianggap sebagai kompleks medis terbesar di Jalur Gaza. Rumah Sakit Al Shifa mencakup tiga rumah sakit khusus, dan memainkan peran utama dalam melayani masyarakat sebelum dan selama perang. Rumah sakit tersebut juga mempekerjakan sekitar 25 persen dari total pekerja di semua rumah sakit di sektor ini.
Kompleks atau lingkungan rumah sakit Al Shifa menyediakan layanan medis kepada lebih dari 650 ribu warga Palestina yang tinggal di Kota Gaza. Namun sebelum perang ini dimulai, rumah sakit itu sudah sangat menderita akibat pengepungan Israel yang dilakukan di Jalur Gaza selama bertahun-tahun.
Rumah Sakit Al Shifa didirikan pada masa Mandat Inggris pada tahun 1946. Mesir kemudian membangun fasilitas rumah sakit selama mereka menguasai Gaza. Setelah menduduki Jalur Gaza, Israel melakukan perluasan besar-besaran terhadap rumah sakit tersebut pada tahun 1980.
Pakar keamanan Israel Roni Shaked mengatakan, saat memegang posisi keamanan, dia sendiri menyaksikan proses perluasan rumah sakit tersebut pada 43 tahun yang lalu. Saat itu sebuah perusahaan teknik Israel mengambil alih tugas merancang rumah sakit di bawah pengawasan Israel.
Ada kemiripan besar antara “Al-Shifa” dan rumah sakit Israel di kota Hadera, di dalam Jalur Hijau. Menurut dia, itu karena perancang denah bangunannya berasal dari insinyur yang sama.
Shaked juga menyebutkan, terowongan yang terletak di bawah Rumah Sakit Al-Shifa dirancang oleh sebuah perusahaan teknik Israel, dan digunakan oleh pimpinan militer Israel pada saat itu, yaitu sebelum Otoritas Palestina mengambil alih Gaza berdasarkan Perjanjian Oslo pada tahun 1994.
Itu adalah bukti bahwa justru Israel-lah yang merancang terowongan di bawah rumah sakit Al Shifa dan menggunakannya untuk tujuan militer mereka. Bukan gerakan Hamas atau pihak Palestina lainnya.
Kebenaran yang coba disembunyikan Israel adalah bahwa tentaranya, sejak pendudukannya di Gaza pada tahun 1967, telah menggunakan fasilitas terowongan di bawah rumah sakit Al Shifa sebagai markas gubernur militer.
Pada tahun 1980, tentara pendudukan membangun lantai dasar menjadi seperti parit dan tempat berlindung bagi komando, dan terus menggunakannya hingga hari terakhir pendudukannya pada tahun 1994.
Aktivis Howaida Arraf, di situs X (sebelumnya Twitter) juga menulis pada awal November ini, bahwa Israel membangun bunker di bawah rumah sakit pada tahun 1983, ketika menguasai Gaza. Dia merujuk pada artikel tahun 2014 di majalah pro-Israel, Tablet, yang mengutip berbagai laporan media tentang konflik antara Israel dan Hamas pada saat itu.
Majalah tersebut menyatakan bahwa tempat persembunyian berupa terowongan itu dibangun pada tahun 1983. Majalah itu juga membenarkan adanya desakan Israel terhadap keberadaan terowongan tersebut dengan mengatakan bahwa merekalah yang membangunnya.
"Setelah menyerbu rumah sakit, tidak ada yang mendokumentasikan kebenarannya kecuali tentara Israel sendiri, yang membuat klaim tersebut, yang akan menunjukkan kepada Anda apa yang mereka ingin dunia percayai," kata Howaida Arraf.
Bunker tersebut, yang konon dibangun beberapa dekade lalu, berisi ruang operasi bawah tanah yang aman dan jaringan terowongan. Adapun gedung Rumah Sakit Al Shifa Nomor 2, dibangun oleh Israel sebagai tambahan pada pertengahan tahun 1980-an dan berisi ruang bawah tanah semen besar yang awalnya dimaksudkan untuk tugas binatu dan administrasi.
Berbagai sumber dari pemberitaan media terdahulu membenarkan bahwa bunker atau ruang bawah tanah itu dibangun pada tahun 1980-an. Namun masih belum jelas apakah Hamas mengoperasikan ruang di bawah rumah sakit tersebut sebagai markas besar militer.
Editor dan jurnalis di situs Electronic Intifada, Ali Abu Nimah, mengatakan, tidak masuk akal bagi Hamas untuk menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando mengingat ancaman dan tuduhan Israel terhadap rumah sakit tersebut sejak bertahun-tahun yang lalu. Terutama sejak terowongan dan kamar-kamar tersebut dibangun dan digunakan oleh Israel sendiri selama pendudukannya di Gaza.
Menurut Ali Abu Nimah, terlalu gegabah bila Hamas menggunakan atau memanfaatkan bangunan yang dibangun sendiri oleh Israel. Belum lagi, jika memang Hamas menggunakan terowongan tersebut, maka pastinya dari sudut pandang teknis, Hamas akan mudah dihancurkan oleh Israel.
Sebab, Israel adalah pihak yang membangun terowongan-terowongan dan ruang bawah tanah ini. Sehingga, mereka tentu mengetahui peta-peta mereka dan bahkan mengetahui jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk menghancurkan terowongan-terowongan tersebut.
Tuduhan terowongan Rumah Sakit Al Shifa digunakan Hamas bergulir pada 2009....