Senin 20 Nov 2023 13:47 WIB

Seorang Bayi Perempuan di Gaza Selamat dari Tiga Kali Pengeboman Israel

Dia kini hidup sebatang kara karena orang tua dan keluarganya meninggal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Badut di Gaza tetap mencoba menghibur anak-anak di pengungsian meski tengah dirundung kesedihan mendalam.
Foto:

Direktur Save the Children di wilayah Palestina, Jason Lee mengatakan, perang telah memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan kehidupan mereka dengan sangat cepat dan tidak terbayangkan. "Jumlahnya sangat memprihatinkan, dan dengan kekerasan yang terus berlanjut serta meluas di Gaza saat ini, semakin banyak anak-anak yang masih berada dalam risiko besar," ujarnya.

Bagi anak-anak yang selamat dari serangan-serangan ini, masa depan mereka tampak suram karena mereka menghadapi trauma fisik dan emosional, PTSD, dan menjadi yatim piatu. Menurut UNICEF, laporan tahun 2018 menemukan bahwa satu dari empat anak Palestina membutuhkan dukungan psikologis. Laporan lain dari Save the Children menemukan bahwa empat dari lima anak Palestina hidup dalam depresi, kesedihan, dan ketakutan.

Laporan lain pada 2021 oleh Euro Mediterranean Human Rights Monitor menemukan bahwa 91 persen anak-anak di Palestina didiagnosis menderita PTSD. Penargetan dan pembunuhan anak-anak bukanlah sesuatu yang baru bagi IDF. Pada  2014, pasukan angkatan laut Israel menargetkan dan membunuh empat anak laki-laki Palestina saat mereka bermain di pantai Kota Gaza.

Sebuah kapal perang Israel pertama kali menghantam sebuah kontainer di dekat pelabuhan. Peristiwa ini menyebabkan Ismail Mohammad Bakr yang berusia 9 tahun meninggal dunia. Kemudian ledakan kedua merenggut nyawa anak laki-laki lainnya saat mereka berlari ke tempat aman yaitu Ahed Itaf Bakr (9 tahun), Zakaria Ahed Bakr (10 tahun), dan  Mohammad Ramez Bakr (11 tahun). Sementara, empat anak laki-laki lainnya menderita luka serius dalam insiden tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement