Selasa 21 Nov 2023 08:15 WIB

Ada Seruan Penutupan Kedutaan, Israel Tarik Dubesnya dari Afrika Selatan

Awal bulan ini, Afsel telah menarik duta besarnya dari Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Israel (ilustrasi). Pemerintah Israel telah memanggil pulang duta besarnya untuk Afrika Selatan (Afsel), Senin (20/11/2023)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi). Pemerintah Israel telah memanggil pulang duta besarnya untuk Afrika Selatan (Afsel), Senin (20/11/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel telah memanggil pulang duta besarnya untuk Afrika Selatan (Afsel), Senin (20/11/2023). Langkah itu diambil setelah partai yang kini menguasai pemerintahan Afsel mendukung penutupan kedutaan besar (kedubes) Israel di negara tersebut serta pembekuan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv sebagai respons atas agresi di Jalur Gaza.

Dalam keterangannya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel mengungkapkan, penarikan duta besar negara mereka dari Afsel dilakukan untuk keperluan konsultasi terkait “pernyataan terbaru Afsel”. Namun tak dirujuk secara jelas pernyataan apa yang dimaksud Israel.

Baca Juga

Afsel merupakan salah satu negara yang sangat mengkritisi agresi militer Israel ke Jalur Gaza. Pekan lalu, Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang kini memerintah di Afsel mengatakan, mereka mendukung mosi parlemen yang menyerukan penutupan kedubes Israel di negara tersebut.

“Kami akan mendukung mosi untuk menutup Kedubes Israel di Afsel dan menangguhkan semua hubungan diplomatik dengan Israel sampai Israel menyetujui gencatan senjata dan berkomitmen untuk mengikat perundingan yang difasilitasi PBB yang hasilnya harus adil, berkelanjutan, dan perdamaian abadi,” kata ANC pada Kamis (16/11/2023).

Awal bulan ini, Afsel telah menarik duta besarnya dari Israel. Selain Afsel, sudah terdapat sejumlah negara lain yang melakukan hal serupa, antara lain Bolivia, Turki, Bahrain, Chile, Honduras, Kolombia, dan Yordania. Negara-negara tersebut memiliki alasan yang sama mengapa menarik duta besarnya dari Israel, yakni sebagai bentuk protes atas kebrutalan di Jalur Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejauh ini lebih dari 12.200 warga di Gaza telah terbunuh akibat agresi Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023. Korban meninggal, termasuk  5.000 anak-anak, 3.250 perempuan, dan 690 lansia. Sementara korban luka sudah hampir menyentuh 30 ribu orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement