REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Setidaknya 12 bayi dalam kondisi prematur telah berhasil dievakuasi dari wilayah Gaza pada Ahad 19 November yang dibawa dari rumah sakit Al-Shifa yang terkepung di Jalur Gaza, kemudian diterbangkan ke Kairo. Sementara 16 bayi lain telah dirawat di sebuah rumah sakit di kota El-Arish di Semenanjung Sinai, demikian Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Hari ini, 28 dari 31 bayi prematur, yang dievakuasi dari rumah sakit Al-Shifa kemarin, dipindahkan dengan aman di Al-Arish untuk menerima perawatan medis di #Mesir. Dari sana, 12 bayi diterbangkan ke Kairo," tulisnya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), Senin (20/11/2023).
Setelah misi penilaian WHO ke rumah sakit Al-Shifa, Ghebreyesus mengatakan bahwa kompleks medis tidak dapat lagi berfungsi dan semua pasien sangat membutuhkan evakuasi. Pemerintah Palestina sebagai pengelola RS Al-Shifa mengatakan pada 12 November bahwa rumah sakit tersebut dikepung oleh pasukan Israel dan tidak mungkin untuk dievakuasi.
Sementara itu, sebanyak 16 bayi yang lahir prematur telah dikirim dari rumah sakit Al-Shifa yang terkepung di Jalur Gaza ke sebuah rumah sakit di kota El Arish, Mesir, dilaporkan dalam kondisi penanganan intensif. Menteri Kesehatan Mesir Khaled Abdel Ghaffar tiba di lembaga perawatan kesehatan tersebut untuk memeriksa bagaimana bayi-bayi yang baru lahir ditampung, kata laporan itu.
Televisi Al Hadath melaporkan bahwa tiga bayi masih dalam kondisi kritis dan masih berada di rumah sakit di Jalur Gaza dekat perlintasan Rafah. Al-Qahera al-Ihbariya sebelumnya melaporkan bahwa sekelompok 28 bayi yang baru lahir telah dikirim ke penyeberangan perbatasan antara Mesir dan daerah kantung Palestina.
Pada hari Ahad, Ahmed Mahdi, salah satu manajer rumah sakit El-Arish, mengatakan kepada TASS bahwa institusi tersebut memiliki 30 inkubator yang siap untuk bayi yang baru lahir, serta beberapa tempat tidur rumah sakit untuk anak-anak yang lebih tua. Dia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut akan dapat menerima sekitar 50 persen pasien di bawah umur di Al-Shifa yang rencananya akan dievakuasi.
Sebelumnya pihak manajemen rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza menyatakan bahwa kompleks medis tersebut dikepung oleh pasukan Israel dan tidak ada kemungkinan untuk dievakuasi. Otoritas Palestina melaporkan bahwa pesawat tak berawak Israel menembaki tempat tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut, setidaknya 170 orang telah meninggal di rumah sakit selama ini.