Kamis 23 Nov 2023 03:28 WIB

Turki Harap Israel Patuhi Gencatan Senjata

Turki berharap kedua pihak sepenuhnya patuh terhadap kesepakatan

Turki berharap kedua pihak “sepenuhnya patuh” terhadap kesepakatan tersebut yang mencakup pembebasan sejumlah sandera, tahanan serta penambahan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Turki berharap kedua pihak “sepenuhnya patuh” terhadap kesepakatan tersebut yang mencakup pembebasan sejumlah sandera, tahanan serta penambahan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki menyambut baik kesepakatan jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas selama empat hari di Gaza serta pembebasan tawanan, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu.

Melalui sebuah pernyataan, Kemlu Turki menyebutkan bahwa kesepakatan pertukaran tawanan Israel-Hamas merupakan “perkembangan positif untuk mencegah pertumpahan darah lainnya.”

Baca Juga

Turki berharap kedua pihak “sepenuhnya patuh” terhadap kesepakatan tersebut yang mencakup pembebasan sejumlah sandera, tahanan serta penambahan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Kami berharap jeda kemanusiaan secara konsisten akan membantu mengakhiri konflik saat ini sesegera mungkin dan memulai proses menuju perdamaian yang adil dan kekal berdasarkan solusi dua negara,” tulis pernyataan itu.

“Kami juga mengapresiasi upaya Qatar untuk mencapai kesepakatan ini,” tambahnya.

Pemerintah Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Rabu pagi menyetujui pertukaran tahanan.

Berdasarkan kesepakatan itu, sebanyak 50 orang Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan 150 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, menurut media Israel.

Kesepakatan itu juga mencakup jeda pertempuran selama empat hari dan akses masuk 300 truk bermuatan bantuan kemanusiaan, seperti bahan bakar, ke Jalur Gaza.

Kesepakatan itu juga memungkinkan perpanjangan jeda kemanusiaan dan pembebasan tawanan anak dan perempuan lebih banyak lagi.

Israel memprediksikan bahwa setidaknya 239 orang Israel ditahan oleh Hamas menyusul serangan lintas batas pada 7 Oktober.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement