Kamis 23 Nov 2023 18:40 WIB

Cegah Meluasnya Perang, Iran Berharap Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang

Jika gencatan senjata tidak diperpanjang, perang berpotensi meluas ke kawasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian berharap kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel dapat diperpanjang
Foto:

Situs berita Israel, Ynet, melaporkan bahwa Israel belum menerima nama-nama sandera yang dijadwalkan akan dibebaskan oleh Hamas. Pada Rabu (22/11/2023) lalu, Israel dan Hamas telah mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan bantuan mediasi Qatar.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar, lewat akun X resminya mengungkapkan, jeda kemanusiaan Israel-Hamas akan berlangsung selama empat hari. “Waktu mulai jeda akan diumumkan dalam 24 jam ke depan dan berlangsung selama empat hari, dapat diperpanjang,” katanya.

Kemenlu Qatar mengatakan, dalam kesepakatan gencatan senjata diatur tentang pembebasan 50 warga Israel, terdiri dari perempuan dan anak-anak, yang saat ini ditahan Hamas Gaza. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel. Menurut Hamas, jumlah warga Palestina yang dibebaskan mencapai 150 orang. 

Seorang juru bicara pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan setidaknya 50 sandera. Dia menyebut, untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, gencatan senjata akan diperpanjang selama satu hari.

Kantor Perdana Menteri Israel telah menyampaikan bahwa gencatan senjata tidak berarti mengakhiri perang di Gaza. “Pemerintah Israel, tentara Israel dan pasukan keamanan akan melanjutkan perang untuk mengembalikan semua orang yang diculik, melenyapkan Hamas, dan memastikan bahwa tidak ada lagi ancaman terhadap Negara Israel dari Gaza,” katanya, dikutip laman Al Arabiya.

Pertempuran terbaru antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Perang diawali dengan serangan roket dan operasi infiltrasi Hamas ke wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Hamas pun menculik setidaknya 240 orang, yang terdiri dari warga Israel dan warga asing, kemudian membawa mereka ke Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel memulai agresinya ke Gaza. Sebelum kesepakatan gencatan senjata tercapai, Israel tidak pernah mengendurkan atau memberikan jeda kemanusiaan dalam serangannya ke Gaza. Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel telah melampaui 14.500 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement