Jumat 24 Nov 2023 06:25 WIB

Deal! Gencatan Senjata di Gaza Dimulai Jumat Pagi, Pembebasan Sandera pada Sore Hari

Pembebasan tahanan Palestina akan dilakukan setelah para sandera tiba di Israel.

Rep: Rizky Jaramaya, Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza (ilustrasi). Israel dan Hamas sepakat untuk memulai gencatan senjata selama empat hari mulai Jumat (24/11/2023) pagi pukul 07.00 waktu setempat.
Foto: AP
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza (ilustrasi). Israel dan Hamas sepakat untuk memulai gencatan senjata selama empat hari mulai Jumat (24/11/2023) pagi pukul 07.00 waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Israel dan pejuang Palestina, Hamas, akan memulai gencatan senjata selama empat hari pada Jumat (24/11/2023) pagi. Gencatan senjata hari pertama ini akan bersamaan dengan pembebasan sandera Israel gelombang pertama.

Gencatan senjata dimulai pada jam tujuh pagi waktu setempat, dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari mengatakan, ketika gencatan senjata dimulai bantuan akan langsung mengalir ke Gaza, dan sandera Israel akan dibebaskan pada jam empat sore.

Baca Juga

"Warga Palestina juga akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut," kata Al-Ansari kepada wartawan di Doha, dilaporkan Alarabiya, Kamis (23/11/2023).

Hamas melalui saluran Telegramnya mengkonfirmasi bahwa semua permusuhan dari pasukannya akan berhenti selama gencatan senjata. Israel telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan dari Gaza. Pembebasan sandera rencananya dilakukan setelah gencatan senjata dengan Hamas dilaksanakan pada Jumat.

Menurut penghitungan Israel, Hamas menyandera sekitar 240 orang warganya pada 7 Oktober, ketika pejuang Palestina itu melancarkan serangan lintas batas yang menggemparkan dunia. Israel merasa kecolongan dengan serangan Hamas tersebut dan langsung melancarkan serangan balasan dengan membombardir Gaza.

Lebih dari 14.000 warga Gaza telah gugur akibat pengeboman Israel, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.Pengeboman Israel juga menghancurkan fasilitas publik di Gaza mulai dari masjid, gereja, sekolah, rumah sakit, toko roti, dan rumah penduduk.

Israel mengatakan gencatan senjata bisa bertahan lebih dari empat hari asalkan Hamas membebaskan sedikitnya 10 sandera per hari.  Sementara sumber Palestina mengatakan, gelombang kedua kemungkinan dapat membebaskan 100 sandera pada akhir November.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan bahwa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan telah dicapai antara Israel dan Hamas, melalui mediasi bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat.

Qatar mengatakan, perjanjian tersebut mencakup pertukaran 50 tawanan perang Israel, termasuk perempuan dan anak-anak, yang saat ini ditahan di Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Qatar menambahkan, jumlah mereka yang dibebaskan akan ditingkatkan pada tahap implementasi perjanjian selanjutnya.

“Pekerjaan terus dilakukan dengan kedua pihak dan mitra kami di Kairo dan Washington untuk memastikan dimulainya gencatan senjata dengan cepat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar.

Kantor berita Aljazirah melaporkan bahwa kantor perdana menteri Israel telah menerima daftar pertama nama-nama sandera yang akan dibebaskan Hamas. Pemerintah Israel sedang memverifikasi daftar tersebut dan telah menghubungi semua keluarga yang ditahan di Gaza. Mereka meminta agar media menahan diri untuk tidak mempublikasikan daftar tawanan yang akan dibebaskan sampai para tawanan tersebut dikembalikan 

Tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan. Sementara truk-truk yang membawa bantuan akan memasuki Gaza dari penyeberangan Rafah. 

Berdasarkan kesepakatan pertukaran bahwa tiga warga Palestina akan dibebaskan sebagai imbalan untuk setiap warga Israel. Pembebasan tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 20.00 dan hanya akan terjadi setelah para tawanan yang saat ini ditahan di Gaza berada di wilayah Israel.

Tahanan Palestina yang akan dibebaskan berasal dari penjara Megiddo, Damon, dan Ofer. Kemudian dari penjara Ofer, mereka akan dibawa dengan transportasi Palang Merah ke pos pemeriksaan Beitonia menuju wilayah pendudukan Tepi Barat. Tahanan dari wilayah penduduka. Yerusalem Timur juga akan dibawa ke sana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement