Jumat 24 Nov 2023 09:18 WIB

Biaya Perang Gaza Diperkirakan Capai Rp 745 Triliun

Israel akan menanggung dua pertiga dari total biaya perang, dan sisanya ditanggung AS

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza.
Foto: AP
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menelan biaya sebesar 48 miliar dolar AS atau Rp 745 triliun selama tahun ini dan setahun depan. Hal itu disampaikan perusahaan konsultan keuangan Israel Leader Capital Markets dalam laporan terbarunya mengenai estimasi ongkos perang Gaza yang dipublikasikan pada Kamis (23/11/2023).

"Kemungkinan Israel akan menanggung dua pertiga dari total biaya perang, dengan sisanya ditanggung oleh Amerika Serikat dalam bentuk bantuan militer," lapor Israel Leader Capital Markets.

Baca Juga

Perkiraan 48 miliar dolar AS ini lebih rendah dari perkiraan-perkiraan sebelumnya, termasuk pengumuman terbaru dari Dewan Ekonomi Nasional Israel, yang memperkirakan bahwa biaya perang terhadap ekonomi Israel berpotensi mencapai 200 miliar shekel (54 miliar dolar AS) atau Rp 839 Triliun.

Kementerian Keuangan Israel memperkirakan pada bulan Oktober bahwa biaya ekonomi dari perang ini mencapai 270 juta dolar AS atau Rp 4 triliun per hari. Sementara Kementerian Keuangan Israel menekankan bahwa berakhirnya perang tidak berarti menghentikan kerugian.

Angka-angka dari Leader Capital Markets menunjukkan bahwa pemerintah Israel kemungkinan besar akan perlu meminjam lagi untuk menavigasi apa yang telah digambarkan sebagai konflik bersenjata terburuk dalam setengah abad terakhir, demikian menurut Bloomberg pada hari Kamis.

Media ini mengutip pernyataan Yali Rotenberg, kepala akuntan di Kementerian Keuangan Israel: "Kami bergerak maju dengan skenario dasar yang mengindikasikan beberapa bulan pertempuran, dan kami sedang membangun penyangga tambahan. Kami dapat membiayai negara."

Meskipun pemerintah menerbitkan obligasi internasional melalui penempatan swasta melalui bank-bank Wall Street, seperti Goldman Sachs, pemerintah mengandalkan pasar lokal untuk menyerap sebagian besar kebutuhan pembiayaannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement