REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan peluncuran satelit pengintaian militer yang dilakukan negara tersebut pada awal pekan ini merupakan "bentuk penerapan hak untuk membela diri", menurut media resmi pada Jumat (24/11/2023)
Kim mengatakan memiliki satelit itu akan "secara aktif menghalangi, mengendalikan dan mengelola berbagai jenis dan bentuk gerakan berbahaya dan agresif dari kekuatan musuh,” sebut Kantor Berita Sentral Korea Utara (KCNA), yang tampak jelas mengacu pada aliansi Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
Pemimpin Korut itu pada Kamis mengunjungi Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional untuk memberi selamat kepada para ilmuwan yang berkontribusi dalam peluncuran satelit pengintai Malligyong-1, menurut KCNA.
Dilaporkan sebelumnya bahwa satelit yang diluncurkan pada Kamis itu secara resmi akan beroperasi mulai 1 Desember.
Kim mengatakan satelit itu akan terus-menerus mengawasi “niat militer dan gerakan pasukan musuh dengan teleskop penjagaan ruang angkasa dengan penglihatan yang kuat,” menurut KCNA.
"Pencapaian para ilmuwan ini “sangat meningkatkan pencegahan perang” dan peluncuran satelit berkontribusi pada tujuan pengembangan kapasitas pengintaian ruang angkasa negara tersebut, sebagaimana ditetapkan oleh Partai Pekerja Korea yang berkuasa, lapor KCNA dengan mengutip pernyataan Kim.