Sabtu 25 Nov 2023 14:58 WIB

Meski Gencatan Senjata, Nyatanya Israel Tetap Serang Tepi Barat

Israel melanjutkan serangan militer dan penculikan di Tepi Barat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Israel melanjutkan serangan militer dan kampanye penangkapan di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat pada Jumat (24/11/2023).
Foto:

Awal pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengatakan, bahwa AS siap mengeluarkan larangan visa terhadap ekstremis yang menyerang warga sipil di Tepi Barat. Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga mendesak Israel untuk menindak  kekerasan yang sama sekali tidak dapat diterima yang dilakukan oleh pemukim di Tepi Barat.

"Orang-orang sebenarnya menargetkan dan kadang-kadang membunuh warga sipil Palestina, itu benar-benar tidak dapat diterima dan orang-orang yang bertanggung jawab atas hal itu, tidak cukup hanya dengan menangkap mereka, mereka harus ditangkap, diadili, dan dipenjarakan. Ini adalah kejahatan," kata Cameron.

Mantan perdana menteri Inggris ini melakukan kunjungan ke Ramallah di Tepi Barat. dia terlibat dalam diskusi dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan para pemimpin terkemuka Palestina lainnya.

Cameron mendesak Israel untuk mengambil tindakan tegas untuk mengekang insiden semacam itu dan menekankan pentingnya menegakkan standar hak asasi manusia di wilayah tersebut. “Laporan mengenai warga sipil Palestina yang dibunuh oleh pemukim di Tepi Barat sungguh mengerikan. Israel harus mencegah tindakan kekerasan ini dan meminta pertanggungjawaban mereka,” tulis Kementerian Luar Negeri di X.

Israel menduduki Tepi Barat dalam perang Timur Tengah pada 1967. Sejak saat itu, mereka membangun permukiman Yahudi di sana yang dianggap ilegal oleh sebagian besar negara. Israel membantah hal ini dan mengutip hubungan historis dan alkitabiah dengan tanah tersebut.

Tepi Barat adalah rumah bagi tiga juta warga Palestina yang tinggal di antara lebih dari setengah juta pemukim Yahudi. Perluasan pemukiman yang berkelanjutan adalah salah satu isu yang paling diperdebatkan antara Israel, Palestina, dan komunitas internasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement