REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tahani al-Najjar memanfaatkan jeda pengeboman Israel ke Gaza pada Sabtu (25/11/2023) untuk kembali ke rumahnya yang sudah menjadi puing-puing. Ia mengatakan rumahnya hancur dalam serangan udara Israel.
Serangan udara tersebut menyebabkan tujuh anggota keluarganya wafat. Hal itu memaksanya tinggal di pengungsian.
Selama 24 jam jeda pertempuran yang dijadwalkan berlangsung selama empat hari, ribuan warga Gaza melakukan perjalanan dari tempat pengungsian sementara ke rumah mereka. Mereka ingin melihat seperti apa rumah mereka setelah pengeboman berminggu-minggu.
"Di mana kami akan tinggal? Di mana kami akan pergi? Kami mencoba mengumpulkan kayu-kayu untuk membangun tenda kami tapi tidak berhasil, tidak ada apa-apa untuk keluarga melindungi satu keluarga," kata Najjar sambil memilah-memilih puing-puing dan memelintir besi di rumahnya, Ahad (26/11/2023).
Najjar merupakan ibu lima orang anak berasal dari Khan Youni di selatan Gaza. Perempuan berusia 58 tahun itu mengatakan militer Israel juga meratakan rumahnya dalam dua konflik sebelumnya pada tahun 2008 dan 2014.
Ia mengambil beberapa cangkir...